Sementara Kusnadi (35) menyebut, banjir yang saat ini terjadi bukan hanya dari luapan sungai Cimande saja.
Namun, juga adanya longsor kecil di wilayah sawah yang ada dan ketika itu terjadi, air yang ada di sawah ikut melimpas ke Kompleks Pesona Parahyangan.
"Tapi kalau hujan-hujan biasa mah enggak banjir-banjir gede kaya gini.Banjir dari hari Jumat, tapi masih kecil. Sabtu mulai naik lagi. Ini yang paling tinggi," tutur dia.
Baca juga: Banjir di Dekat Kampus IPDN, Jalur Jatinangor Menuju Bandung Macet Parah
Menurut Kusnadi, ketinggian muka air akibat banjir yang paling parah di kompleks tersebut mencapai setengah meter.
Tidak hanya itu, ia juga mengeluhkan bahwa banjir yang melanda sangat menganggu aktivitas warga.
"Ya ini sangat menyulitkan aktivitas, soalnya ini akses keluar. Kalau misalkan kerja atau apa, motor enggak bisa keluar, kaya gini gas abis, kan susah," jelas dia.
Banjir, kata Kusnadi, baru akan surut satu hari atau dua hari, itu pun dengan catatan tidak lagi turun hujan.
"Surutnya biasanya besok sore atau siang juga sudah surut kalau pembuangan atau salurannya sudah normal lagi mah. Tapi kalau misalnya gede kaya gini, enggak tahu juga sih surutnya berapa lama, kadang satu hari atau dua hari," katanya.
Baca juga: Banjir di Cianjur, Ratusan Rumah Terendam Luapan Sungai hingga 1 Meter
Ia berharap, adanya pengerukan sungai dan dibuatkan solusi lain terkait penanggulangan banjir.
"Harapan kami mah diperluar pembuangan dan pengerukan dari sungainya. Soalnya ini ada ribuan jiwa yang terdampak," terangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.