GARUT, KOMPAS.com– Bupati Garut Rudy Gunawan melihat, serapan tenaga kerja dari sektor industri padat karya di daerahnya masih terbilang rendah.
Sejak 2014 hingga 2022 saja, hanya sekitar 30.000 tenaga kerja yang terserap.
Padahal, Rudy memasang target ada 100.000 tenaga kerja yang terserap dari sektor industri.
“Dari 2014 karena ada kawasan industri itu, baru 30.000 (tenaga kerja), target saya 100.000,” kata Rudy usai menghadiri launching aplikasi Gentra Karya yang diluncurkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut sebagai aplikasi yang mempertemukan pelamar kerja dengan industri, di Fave Hotel, Garut, Kamis (29/12/2022).
Baca juga: Cerita Ibu-ibu Profesor dari Garut yang Sukses Didik Anak dan Murid
Rudy menuturkan, luas lahan di Garut yang boleh dijadikan daerah industri diperluas sampai 500 hektar, ada tiga industri besar beroperasi.
Namun, jumlah itu disebutnya sulit bertambah. Masyarakat disebutnya terlalu cepat meminta komitmen dari investor.
Bahkan, laporan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), banyak investor yang akan berinvestasi menyebut masyarakat Garut "rudet".
“Ada tantangan bagian-bagian elemen masyarakat kita, belum apa-apa sudah minta komitmen dari perusahaan, itu (laporan) yang diterima BKPM pusat dari investor yang ke Garut itu, katanya masyarakatnya rudet (rumit), bukan pemerintahannya,” katanya.
Baca juga: Malam Tahun Baru di Garut, Keramaian Diperbolehkan, Pusat Kota Diberlakukan Car Free Night
Rudy berharap, masyarakat bisa berdialog dan membuka peluang bagi investor untuk masuk berinvestasi tanpa dibebani, ditakut-takuti dan diminta komitmen terlebih dahulu.
Apalagi, banyak tenaga kerja di Garut perlu lapangan kerja dari investor, terutama industri padat karya.
“Membuka lapangan kerja ini adalah kemanusiaan, pro dan kontra terhadap investasi bisa melihat saudara-saudara kita yang butuh pekerjaan,” katanya saat memberi sambutan dalam launching aplikasi gentra karya.