Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Sesar Aktif yang Mengancam Bandung Raya, Ada Sesar Tertua hingga Sesar Paling Aktif di Jawa Barat

Kompas.com, 28 Januari 2023, 12:09 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Gempa dengan magnitudo (M) 4,0 mengguncang wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya pada Sabtu (28/1/2023) pukul 01.00.33 WIB.

Gempa berpusat pada koordinat 7,22 derajat LS dan 107,59 derajat BT, atau tepatnya berada di darat pada jarak 23 km arah tenggara Kabupaten Bandung dengan kedalaman 5 km.

Baca juga: 6 Sesar Aktif di Jawa Barat, Tidak Hanya Sesar Cimandiri dan Sesar Baribis

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu pagi (28/1/2023) menjelaskan bahwa gempa bumi ini diawali dengan dua gempa pendahuluan (foreshock) M 2,6 dan M 3,0.

Adapun hingga pukul 01.46 WIB, hasil pantauan BMKG menunjukkan adanya empat aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock yang terjadi pada pukul 01.08 WIB, 01.13 WIB, 01.17 WIB, dan 01.36 WIB dengan kekuatan terkecil M 2,4 dan terbesar M 3,5.

Baca juga: Sesar Garsela, Sesar Paling Aktif di Jawa Barat yang Disebut Bisa Memicu Gempa Merusak

Lebih lanjut menurut analisis BMKG, gempa Bandung hari ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Garsela.

Seperti diketahui, di sekitar wilayah Cekungan Bandung atau Bandung Raya terdapat beberapa sesar aktif yang berpotensi menimbulkan ancaman bencana gempa bumi.

Dirangkum dari pemberitaan Kompas.com, berikut adalah beberapa sesar aktif di wilayah Bandung Raya yang dapat dikenali sebagai salah satu langkah mitigasi.

Baca juga: Mengenal Sesar Lembang, Patahan Geser Aktif yang Telah Dipantau BMKG Sejak 1963

1. Sesar Garsela

Sesar Garsela atau Sesar Garut Selatan adalah sesar aktif sepanjang 42 kilometer yang memanjang dari selatan Garut hingga ke selatan Bandung.

Terdapat dua segmen sesar Garsela, yaitu segmen Rakutai (utara) sepanjang 19 kilometer dan segmen Kencana (selatan) sepanjang 17 kilometer.

Adapun aktivitas gempa yang terjadi di zona Sesar Garsela dominan memiliki mekanisme sumber sesar geser (strike slip).

Satu hal yang patut diwaspadai, bahwa meskipun gempa di zona Sesar Garsela memiliki magnitudo kecil tetapi karena sangat dangkal sehingga dapat merusak.

Sejarah gempa Sesar Garsela tercatat pernah memicu kerusakan, salah satunya adalah kejadian Gempa Rancaekek dan Nagreg pada 18 Juli 2017.

Tercatat beberapa rumah di Kecamatan Ibun dan Kertasari, serta bangunan Control Room Kamojang 4 milik Pertamina Geothermal Energy diketahui mengalami kerusakan akibat gempa.

Lebih lanjut, sejak tahun 2008 BMKG mencatat adanya klaster aktivitas kegempaan atau seismisitas di zona Sesar Garsela yang membuatnya disebut sebagai sesar aktif.

Sesar Garsela juga menjadi sesar yang paling aktif di Jawa Barat, walau sampai saat ini para ahli belum mengetahui laju pergeseran sesar dan magnitudo tertarget yang dapat dilepaskan oleh sesar Garsela.

Karena alasan tersebut maka keberadaan Sesar Garsela juga menjadi tantangan bagi para ahli geologi gempa dan geodesi untuk mengungkapnya.

2. Sesar Cimandiri

Sesar Cimandiri adalah sesar aktif sepanjang kurang lebih 100 kilometer yang membujur dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai sekitar Padalarang pada lembah Sungai Cimandiri.

Sesar Cimandiri juga disebut sebagai sesar tertua di Jawa Barat.

Sesar ini membentang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, melalui Kabupaten Sukabumi, kemudian mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.

Adapun jalur sesar Cimandiri berarah timur laut – barat daya dengan jenis sesar mendatar hingga oblique (miring).

Pergerakan Sesar Cimandiri ini terlihat dari kenampakan pada bawah permukaannya yang apabila diamati dari penampang bawah permukaan data seismik maka akan tampak struktur bunga.

Lebih lanjut, para peneliti di Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) ada tahun 2007 pernah menjelaskan bahwa Sesar Cimandiri terbagi atas lima segmen, di antaranya adalah Segmen 1 Cimandiri Pelabuhan Ratu-Citarik, Segmen 2 Citarik-Cadasmalang, Segmen 3 Ciceureum-Cirampo, Segmen 4 Cirampo-Pangleseran, dan Segmen 5 Pangleseran-Gandasoli.

Diketahui aktivitas Sesar Cimandiri yang menimbulkan gempa bumi yang seringkali menyebabkan kerusakan bangunan, rumah dan tak sedikit menelan korban jiwa.

3. Sesar Lembang

Sesar Lembang adalah sesar aktif sepanjang 30 kilometer yang memanjang dari barat ke timur dan berada di utara Kota Bandung.

Sesar Lembang dengan jalur yang memanjang dari Cimahi, Lembang, dan Kota Bandung diketahui merupakan terusan dari ujung utara Sesar Cimandiri.

Gawir Sesar Lembang dapat dengan jelas diamati di daerah Cibodas, yaitu sekitar 3 kilometer ke arah timur apabila ditempuh dari Maribaya.

Sesar Lembang teridentifikasi sebagai berjenis sesar mendatar (strike slip) dengan sedikit komponen vertikal.

Menurut catatan sejarah, gempa besar pernah terjadi di sepanjang sesar ini pada tahun 1699, 1834 dan 1900.

Sementara itu, BMKG diketahui sudah mulai memantau Sesar Lembang sejak 1 Januari 1963.

Bahkan untuk memantau aktivitas Sesar Lembang BMKG bahkan telah memasang dan mengoperasikan Seismograph WWSSN (World Wide Standardized Seismograph Network) pertama kali di lokasi ini.

Sumber:
kompas.com (Gloria Setyvani Putri, Diva Lufiana Putri, Rendika Ferri Kurniawan, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Muhamad Syahrial)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau