Bahkan tetangga pun tak pernah menaruh curiga bahwa pelaku melakukan penyiksaan.
"Saat kita gali informasi ke tetangga, mereka tidak mendengar suara jeritan atau tangisan. Namun tetangga mendengar suara jedag-jedug (benturan)," tutur Aldi.
Rupanya, korban menahan tangis atas pukulan dan tendangan sang ayah. Kedua anak itu hanya diam saat pelaku menghajar mereka dengan brutal.
"Pas kita tanya ke pelaku, korban juga tidak menangis (saat dipukuli). Itu hasil Riksa sementara dari pengakuan pelaku," tambahnya.
Putri bungsu korban lebih dulu tumbang, tubuhnya terkulai kelantai tak bergerak. Siang itu pelaku kemudian membawanya ke rumah sakit untuk memastikan kondisinya.
Sementara putra korban disekap di sebuah kamar kontrakan tempat ayahnya mengeksekusi, sampai akhirnya paman korban datang dan mendobrak pintu rumah kontrakan.
Saat dievakuasi, AMN dalam keadaan lemas tak berdaya dengan luka lebam di bagian wajah dan membiru di beberapa bagian tubuh.
"Lebih jauhnya kami akan periksa psikologis pelaku. Saat ini kami masih pendalaman," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.