Sementara itu, para tetangga mengatakan bahwa korban adalah seorang anak yang baik, penuh semangat, dan cerdas.
AS yang merupakan siswa SMK jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) ini tidak pernah berbuat macam-macam di lingkungan sekolah maupun rumah.
AS juga dikenal sebagai anak yang menaati orangtua dan tidak memiliki musuh atau bermasalah dengan orang lain.
Karena itu, kata salah satu anggota keluarga, AS tidak mungkin terlibat tawuran atau keributan dengan orang lain.
Semasa hidupnya, korban sempat berkeinginan mewujudkan cita-cita ingin membangunkan rumah layak huni untuk ibunya.
Keluarga dan teman-temannya mengungkapkan bahwa AS ingin langsung bekerja demi mewujudkan cita-cita mulianya itu.
Sebab, kondisi ekonomi menjadi kendala tidak ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
"Cita-citanya dia kalau udah lulus itu pengen kerja dan nanti hasilnya untuk ngebahagiakan orang-orang sekitar. Terus pengen ngebahagiakan ibu, dibangunin rumah baru," ucap ibu AS, Kusmiati (51) saat ditemui Kompas.com, di rumah duka di Kabupaten Bogor, Senin.
Perempuan yang kesehariannya berjualan ini tinggal di sebuah rumah sederhana di gang sempit di Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kusmiati tak berhenti menangis mengingat kenangan anak bungsunya itu bermain di sekitar rumah yang nyaris sudah tak layak huni.
Dia masih tidak menyangka AS meninggal, apalagi dengan cara yang tragis.
"Pas tahu kabar itu, kita keluarga kaget, nyesek kena dada pas dikasih tahu. Kita datang ke rumah sakit dan dokter sampai bilang kalau enggak kuat jangan masuk soalnya AS sudah enggak ada. Saya lihat banyak darah netes," kata Kusmiati.
Dengan perlahan dan nada rendah, Kusmiati kembali menceritakan obrolan beberapa hari sebelum AS meninggal dunia.
"'Mesin cuci kita sudah rusak ya, Bu. Ya sudah, nanti dibeliin ama dedek, entar dibeliin'," ujar Kusmiati menirukan ucapan AS.
"'Nanti kalau saya udah lulus SMK, ibu enggak usah jualan lagi, biar dedek (AS) aja yang ngurus semua (keuangan)," ucap Kusmiati tersedu-sedu.
Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.