Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngabuburit Naik Bandros di Kota Bandung, Catat Jadwal dan Rutenya

Kompas.com, 27 Maret 2023, 19:17 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Buat warga Kota Bandung yang ingin ngabuburit dengan cara berbeda bisa mencoba program Ngabuburit Naik Bandros di Kecamatan (Ngabosman).

Sesuai dengan namanya, ngabuburit ini menggunakan bus wisata andalah Kota Bandung, Bandros.

Lewat program ini, masyarakat tidak perlu datang ke pusat kota. Karena program ini mendekatan bandros ke warga Bandung.

Baca juga: Perangkat Desa di Bandung Barat Ditangkap Usai Terbukti Cabuli 2 Pelajar

Cukup dengan Rp 20.000, masyarakat di tiap kecamatan bisa berkeliling menggunakan bandros, berkeliling di rute menarik.

Uniknya, tiap kecamatan punya rutenya masing-masing. Hal tersebut disampaikan Kepala BLUD Angkutan Dishub kota Bandung, Yudhiana, Senin (27/3/2023).

"Kita diskusi dengan petugas di tiap kecamatan untuk rutenya. Relatif fleksibel. Jadi tiap kecamatan beda-beda rutenya," ujar Yudhi.

Baca juga: Jelang Mudik 2023, Jalur di Kabupaten Bandung Masih Perlu Perbaikan, Mulai dari Jalan hingga Penerangan

Sebenarnya program ini sudah ada sejak tahun lalu. Namun, Yudhi mengakui jika respons yang datang dari masyarakat belum terlalu terlihat.

"Bisa jadi memang selain mungkin informasinya yang kurang tersebar luas, tahun lalu juga kita masih pandemi dan ada PPKM," ungkapnya.

Oleh karena itu, tahun ini ketika pandemi sudah dinyatakan melandai dan menuju ke endemi, Dishub mencoba kembali mengaktivasi program tersebut. Bahkan, pihaknya menjemput bola sampai ke wilayah-wilayah.

"Karena menurut saya program ini bagus untuk meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat bisa lebih terfasilitasi untuk naik bandros. Karena biasanya penggunaan bandros bulan Ramadan itu relatif landai," jelasnya.

Ngabosman beroperasi mulai dari pukul 13.30-17.30 WIB. Tiap kecamatan disediakan satu armada bandros yang bisa melakukan perjalanan 2-3 rit.

"Satu bandros bisa menampung 21-23 penumpang. Kalau respon masyarakat cukup tinggi, ini bisa kita sesuaikan 2-3 armada per kecamatan," ucapnya.

Yudhi mengatakan, antusias masyarakat sudah terlihat lebih banyak. Berbeda dengan tahun kemarin yang responnya ia nilai masih sangat minim.

"Banyak yang tanya, kok cuma satu armada? Bagaimana cara bayarnya?" paparnya.

Bagi masyarakat yang ingin mencoba Ngabosman, bisa langsung datang ke kantor kewilayahan setempat. Bayarnya langsung di lokasi titik kumpul.

Halaman:


Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau