Para penerjun ini ada yang duduk di kursi, tapi sebagian besar mereka duduk di pelataran pesawat, bersender di tas parasut besar yang terpasang di punggung mereka. Ada juga yang bersender ke dinding pesawat.
Lampu pesawat yang redup mulai dinyalakan, deru mesin berdesing kencang, pesawat mulai bergerak, bersiap lepas landas.
Para penerjun tampak tenang, ada yang memanfaatkan waktu di pesawat dengan berdoa, beristirahat, hingga sesekali mengobrol dengan rekan di sebelahnya.
Salah satu penerjun mengatakan bahwa persiapan latihan terjun payung sambil membawa bendera satuan ini dilakukan selama dua minggu.
Baca juga: Helikopter Ikut Joget di Udara saat Lagu Gemu Fa Mi Re Disetel di HUT ke-77 TNI AU
Meski sudah berlatih, ia mengaku terkadang masih tetap harus melawan rasa takutnya sendiri.
"Kalau takut pasti ada, masa enggak takut, enggak normal kalau enggak takut, tapi biasanya setelah terjun takutnya berangsur hilang," kata penerjun itu.
Selama di pesawat, sesekali ia melihat altimeter yang terpasng ditangannya, para penerjun berencana lompat dari pesawat di ketinggian 7.000 - 9.000 feet.
"Sekarang masih di ketinggi 4.000 feet," katanya.
Udara di dalam pesawat berangsur semakin dingin, pesawat sedikit demi sedikit terbang semakin tinggi hingga mencapai ketinggian dan waktu yang sudah ditentukan bagi penerjun untuk melompat.
Sebelum penerjunan di lakukan, pengarahan kembali dilakukan.
Suara bel pun berbunyi, para penerjun diminta untuk kembali bersiap-siap dan memeriksa peralatan terjunnya.
Baca juga: KSAU: Ini adalah HUT TNI AU Terakhir Saya sebagai Prajurit Aktif
Mereka kemudian berkumpul sejenak untuk berdoa meminta kelancaran dan keselamatan saat penerjunan.
Pintu belakang pesawat sedikit demi sedikit mulai terbuka, cahaya mulai merambat menerangi dalam pesawat.
Gemuruh angin cukup kencang, para penerjun yang telah berbaris itu, satu per satu melompat dari pesawat.