Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji 9.000 P3K Bebankan APBD, Bupati Garut: PNS Terancam Nganggur

Kompas.com - 17/04/2023, 11:14 WIB
Ari Maulana Karang,
Reni Susanti

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com- Wajah bahagia terpancar dari 1.605 Tenaga Kesehatan (Nakes). Pasalnya, nakes dari 67 Puskesmas, RSUD dr Slamet, dan Labkesda Garut ini resmi dilantik menjadi P3K (Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja), Senin (17/4/2023). 

Emul Mulyana, mantan Ketua Forum Honorer Nakes dan Non Nakes mengungkapkan, honorer tenaga kesehatan yang lolos seleksi 1.611 orang. Namun, 6 orang di antaranya mengundurkan diri hingga hanya 1.605 orang yang dilantik. 

Dari 1.605 orang yang dilantik, ada di antaranya yang dalam beberapa bulan ke depan sudah memasuki masa pensiun. 

Baca juga: Miliki Kekayaan Hampir Rp 20 Miliar, Bupati Garut Punya 19 Kepemilikan Tanah

"Tadinya mau dihadirkan untuk simbolis penerimaan SK, tapi tidak jadi karena sakit," katanya.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, penambahan P3K di Garut yang jumlahnya mencapai 9.000 orang ini, membuat pemerintah daerah terpaksa mengalihkan anggaran belanja barang menjadi belanja operasional.

"Gaji aman, anggaran belanja dialihkan, yang tadinya anggaran untuk belanja modal, dialihkan jadi belanja barang," kata Rudy usai memimpin upacara pelantikan.

Anggaran yang dialihkan, menurut Rudy, lebih dari Rp 400 miliar. Rudy mencontohkan, untuk nakes RSUD dr Slamet, yang tadinya dibayar dari Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) RSU dr Slamet, saat ini harus dibayar APBD.

Baca juga: Wakil Bupati Garut Ajak Warga Vaksin Difteri: Saya Datang, Anak-anak Kabur Semua

"Guru juga begitu, total anggaran sekitar Rp 400 miliar dengan jumlau P3K 9.000 orang, kalau 2023 ada tambahan formasi, bebannya akan bertambah lagi," jelasnya.

Rudy mengungkapkan, pemerintah daerah saat ini wajib mengangkat P3K sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2005.

Yakni tenaga honorer dari penyuluh pertanian, tenaga kesehatan, dan pendidikan harus diangkat menjadi P3K. Karena itu, ada belanja yang harus dialihkan untuk menggaji P3K.

Itu pula yang membuat Pemkab Garut berusaha meminta tambahan anggaran DAU, untuk mengganti belanja modal yang dialihkan untuk gaji P3K.

"Kita bukan tidak punya kemampuan keuangan, tapi harus digeser untuk belanja pegawai," beber dia.

Sebab tahun 2024, ada pengalihan belanja modal menjadi belanja pegawai untuk gaji P3K yang jumlahnya begitu besar, dan pemerintah pusat tidak memberikan tambahan DAU.

Maka menurut Rudy, tahun 2024 mendatang, PNS di Pemkab Garut terancam menganggur.

"Di Garut ini, PNS itu terancam nganggur, tidak bisa melaksanakan kegiatan karena (anggarannya) habis dipakai untuk P3K, karena dari pusat tidak ada penambahan," tegasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan 'Study Tour'

Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan "Study Tour"

Bandung
2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

Bandung
Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Bandung
Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Bandung
Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak 'Allahu Akbar'

Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak "Allahu Akbar"

Bandung
Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Bandung
Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Bandung
Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Bandung
Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Bandung
Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Bandung
Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com