Terlebih saat itu lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi, yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (kapitalis) dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet (komunis), semakin memanaskan situasi dunia.
Hal tersebut menumbuhkan ketakutan dunia akan kembali dimulainya Perang Dunia.
Maka ide penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika akhirya direalisasikan dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya, yang dihadiri 29 negara peserta, termasuk 5 negara sponsor.
Dikutip dari laman Kemendikbud, Konferensi Asia Afrika 1955 memiliki beberapa tujuan, antara lain:
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Indonesia, Soekarno, mengucapkan pidato pembukaan yang berjudul "Let a New Asia And a New Africa be Born" (Mari Kita Lahirkan Asia Baru dan Afrika Baru).
Konsensus yang menjadi hasil dari Konferensi Asia Afrika salah satunya berbentuk deklarasi yang memuat dalam 10 poin keputusan, yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung.
Kesuksesan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang berlangsung dari 18-25 April 1955 tak terlepas dari tokoh-tokoh penting di baliknya.
Dilansir dari laman Museum Konperensi Asia Afrika, kelima tokoh yang merupakan penggagas KAA 1955 adalah:
Adapun ide pelaksanaan Konferensi Asia Afrika berawal pada tahun 1954, saat Perdana Menteri Ceylon (Sri Lanka), Sir John Kotelawala mengundang perdana dari sejumlah negara tersebut.
Sumber:
kebudayaan.kemdikbud.go.id, asiafricamuseum.org, kompas.com (Penulis : Verelladevanka Adryamarthanino, Editor : Widya Lestari Ningsih)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.