Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seluruh Jabar Terancam Kekeringan, Paling Rawan Daerah Pantura

Kompas.com - 14/06/2023, 14:20 WIB
Dendi Ramdhani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) mengingatkan dampak kekeringan menyusul datangnya El Nino. Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG), El Nino diprediksi terjadi hingga Januari 2024.

Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPH Jabar Yanti Hidayatun Zakiyah mengatakan, dampak kekeringan akibat El Nino akan dirasakan di seluruh wilayah Jawa Barat. Adapun daerah paling rawan kekeringan berada di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jabar seperti Indramayu dan Karawang.

Baca juga: Hanya Andalkan Air Hujan, 1.299 Hektar Lahan Pertanian di Bandung Barat Terancam Kekeringan

"El Nino itu diperkirakan sampai Januari 2024. Daerah rawan kekeringan kebanyakan di Pantura, seperti Indramayu itu paling luas hampir 230.000 hektar (luas lahan pertanian) dan itu mayoritas sawah. Kemudian Karawang, jadi memang kita fokus di daerah Pantura yang merupakan daerah rawan kekeringan," kata Yanti dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/6/2023).

Berdasarkan data 10 tahun terakhir, kata Yanti, jumlah lahan kekeringan di Jawa Barat rata-rata seluas 32.000 hektar yang disebabkan oleh El Nino.

"Kalau kita lihat di 10 tahun terakhir ada data lahan kekeringan di Jabar memang fluktuatif. Dan yang paling tinggi terjadi di 2015 dan 2019 sampai 95.000 hektar. Tetapi rata-rata selama 10 tahun terakhir di 32.000 hektar lahan kekeringan yang terjadi di Jabar yang diakibatkan El Nino," tutur Yanti.

Menurut Yanti, kekeringan akan berdampak pada ketahanan pangan di Jawa Barat. Karena itu, BPTH telah menerjunkan tim untuk memantau dampak kekeringan di berbagai wilayah khususnya daerah lumbung pangan.

Untuk mengantisipasi hal itu, DPTH mengimbau masyarakat untuk mempercepat waktu tanam selama curah hujan masih turun. Kemudian, beralih tanam dengan varietas tanaman yang tahan kekeringan seperti kacang-kacangan dan umbi-umbian.

"Pertama kita melakukan percepatan tanan. Jadi sebetulnya sekarang ini masih karena ada sisa-sisa hujan. Jadi dilakukan percepatan tanam, kemudian yang kedua menggunakan varietas tahan kekeringan dan berumur pendek antara 85-95 hari. Seperti kacang tanah, kedelai, kacang hijau dan umbi-umbian," paparnya.

Baca juga: Musim Kemarau, 7 Kecamatan di Mojokerto Rawan Kekeringan dan Kebakaran Hutan

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, M Arifin Soendjayana memastikan stok kebutuhan pangan di 27 Kabupaten/Kota dalam kondisi aman untuk menghadapi dampak dari El Nino.

"Ada cadangan daerah, Provinsi punya 1.400 ton beras, jadi bisa digelontorkan, kalau dari satu kabupaten/kota itu defisit, kita moving saja dari satu Kabupaten dan kota lain," ujar Arifin.

Untuk memantau kebutuhan pangan di 27 Kota/Kabupaten, sambung Arifin, dapat dikihat melalui Sistem Informasi Pengawasan Pangan dan Gizi (Simawas Pagi).

"Nanti akan kelihatan daerah mana saja, misalnya dari sisi 11 komoditi itu, akan kelihatan kabupaten/kota mana saja yang hijau, kuning dan merah," katanya.

Selain ketersediaan, Arifin juga memastikan fluktuasi harga dari produsen ke konsumen tidak terlalu ekstrem.

"Pemprov sudah melakukan antisipasi keterjangkauan dari sisi harga bisa diantisipasi. Tak hanya DKPP, tapi dari pusat kabupaten/kota," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendam Dendam Setahun, 2 Pemuda Bunuh Seorang Kakek Saat Tidur

Pendam Dendam Setahun, 2 Pemuda Bunuh Seorang Kakek Saat Tidur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Bandung
Suami Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis Sempat Tanyakan Keadaan Korban, Kini Diperiksa di RSJ Cisarua

Suami Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis Sempat Tanyakan Keadaan Korban, Kini Diperiksa di RSJ Cisarua

Bandung
Kronologi Terungkapnya Identitas Jasad Mengambang di Cirebon

Kronologi Terungkapnya Identitas Jasad Mengambang di Cirebon

Bandung
 Video Viral Begal Bersenjata Beraksi Siang Bolong di Cimahi

Video Viral Begal Bersenjata Beraksi Siang Bolong di Cimahi

Bandung
Tarsum Dikirim ke RSJ Cisarua Bandung, Sempat Tanya Istrinya di Mana

Tarsum Dikirim ke RSJ Cisarua Bandung, Sempat Tanya Istrinya di Mana

Bandung
Indah Meninggal Tak Wajar, Keluarga Terpukul: Jangan Dibunuh Keponakanku

Indah Meninggal Tak Wajar, Keluarga Terpukul: Jangan Dibunuh Keponakanku

Bandung
Selesai Jalani Hukuman, WN China Terlibat Kasus Narkoba Dideportasi

Selesai Jalani Hukuman, WN China Terlibat Kasus Narkoba Dideportasi

Bandung
Kades Se-Jawa Barat Doakan Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar

Kades Se-Jawa Barat Doakan Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar

Bandung
Jabatannya Dipertaruhkan, Kadisdik Jabar Jamin PPDB 2024 Bebas Kecurangan

Jabatannya Dipertaruhkan, Kadisdik Jabar Jamin PPDB 2024 Bebas Kecurangan

Bandung
Jelang Pilkada Sumedang 2024, Politisi PPP-PDI-P Saling Lempar Pujian

Jelang Pilkada Sumedang 2024, Politisi PPP-PDI-P Saling Lempar Pujian

Bandung
Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Bandung
Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Bandung
10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com