"Saya ngajar di sana (Jakarta) sama ibu Luki Munaf. Karena berasal dari Bandung, akhirnya tercetus untuk membuat di Bandung. Ternyata banyak anak di Bandung yang tingkat pendidikannya rendah dan kemampuan menangkap pelajaran yang rendah, hingga intelorenasinya rendah," kata Dini.
Namun sebelum membidani Rumah Belajar Sabilulungan, Dini melakukan riset dan survei lokasi, agar apa yang mereka berikan di dunia pendidikan bisa tepat menyentuh sasaran.
Dini mulai melakukan survei pada 2017 hingga memilih wilayah Sekeloa sebagai lokasi Rumah Sabilulungan.
Lokasi Sekeloa dipilih bukan tanpa sebab. Banyaknya anak-anak prasejahtera di kampung padat penduduk yang berada di tengah kota Bandung ini menjadi salah satu pertimbangan.
"Setelah disurvei, (di sini) banyak anak prasejahtera. Survei ke sekolah, anak-anak ini penerimaan pelajaran dan karakternya juga perlu dibantu. Makanya kita putuskan sewa tempat dan akhirnya cari guru tetap dan volunteer," ucapnya.
"Awalnya tempat yang disewa kecil banget rumah beberapa petak," katanya.
Perekrutan siswa pun diseleksi dengan sangat ketat, supaya mereka yang belajar di rumah bimbingan belajar ini benar-benar anak prasejahtera di lingkungan sekitar.
"Kita benar-benar survei anak membutuhkan yang belajar gratis di tempat kami, sebelum anak direkrut, anak isi formulir disurvey dulu, bahkan sampai didatangi ke rumahnya," ucapnya
Lima tahun berdiri, Rumah Belajar Sabilulungan semakin berkembang. Kini sebanyak 35 anak mendapatkan pembelajaran gratis dari tiga guru tetap, dan sejumlah relawan ahli di bidangnya masing-masing.
"Baru 35 anak, awal tahun ini kami menerima 10 anak lagi. Harapannya tahun depan bisa 50 total anak, konsep belajarnya memang kayak private," ucapnya.
Terkait pameran lukisan anak di Rumah Belajar Sabilulungan, Dini mengatakan bahwa ide ini tercetus untuk memotivasi anak-anak agar lebih giat mengasah kreativitas mereka.
Hasil karya anak-anak ini banyak diminati pengunjung, undangan, hingga donatur. Nantinya, uang hasil lelang tersebut akan diterima oleh anak-anak prasejahtera sendiri dan untuk kegiatan sosial dalam hal ini pendidikan.
"Anak-anak ini juga bisa belajar bukan hanya menerima tapi juga memberi. Mereka punya kontribusi dari hasil karyanya sendiri," ucapnya.
Dari 130 lukisan gambar anak yang di pamerkan, 85 gambar terjual.
Sementara itu, seniman lukis asal Bandung Andi Sopiandi yang merupakan salah satu guru relawan di Rumah Belajar Sabilulungan ini mengatakan bahwa pameran ini merupakan salah satu cara untuk mengasah kreativitas anak dalam menuangkan ide dari pikiran mereka yang masih liar.