Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendakian Gunung Ciremai Meningkat, Pendaki Buru Momen Upacara di Puncak

Kompas.com, 16 Agustus 2023, 12:29 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KUNINGAN, KOMPAS.com – Satu hari menjelang peringatan hari kemerdekaan RI yang ke-78 17 Agustus 2023, jumlah pendaki Gunung Ciremai, di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, meningkat drastis.

Dari total 450 kuota perhari dari Pos Jalur Palutungan, hingga pukul 10.00 WIB tercatat sudah ada 350 pendaki dari berbagai wilayah bergerak menuju puncak.

Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) memprediksi jumlah pendaki dari lima jalur pos pendakian di Kabupaten Kuningan dan Majalengka, akan mencapai sekitar 1.000 orang dari total kuota 1.700 pendaki.

Baca juga: Kenalkan Kekayaan Alam Pegunungan Meratus, 150 Pendaki Akan Kibarkan Bendera Merah Putih di Puncak Tertinggi Kalsel

Sejumlah calon pendaki dari berbagai daerah ini tiba di pos pendakian jalur palutungan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Mereka langsung melakukan registrasi kepada pengelola di pos pendakian.

Petugas akan melakukan pemeriksaan kelengkapan peralatan tiap calon pendaki. Mereka juga akan memeriksa kondisi kesehatan, meliputi suhu tubuh, tes tensi darah, dan riwayat penyakit tiap calon pendaki.

Pantauan Kompas.com pada pukul 10.00 WIB, sejumlah calon pendaki yang hendak menuju Puncak Gunung Ciremai tampak terus berdatangan. Sebagian besar mereka datang bersama-sama dengan kendaraan roda dua, roda empat dan lainya. Proses registrasi pun mengantre.

Rizal Maulana, mendaki gunung tepat pada momen 17 Agustus memiliki kesan tersendiri. Dirinya merasakan kebanggaan saat mereka bersama-sama menggelar upacara di puncak gunung dengan pemandangan alam suasana ketinggian.

“Berbedalah, sangat berbeda. Upacara di puncak gunung dengan upacara di lapangan jauh berbeda. Kita merasakan perjuangan mendaki berjam-jam lalu bersama-sama upacara dengan pendaki lainya. Momen berharga,” kata Rizal saat ditemui Kompas.com di Pos Pendakian Palutungan, Rabu (16/8/2023).

Pendaki asal Batang Jawa Tengah ini, mengaku sangat antusias mendaki gunung tertinggi di Jawa Barat, Gunung Ciremai. Bagi Rizal ini merupakan gunung ke tujuh setelah beberapa gunung di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah dia daki bersama teman-teman.

“Saya dan teman-teman memulai kebiasaan upacara tiap 17 Agustus di atas gunung sejak tahun 2017. Yang sudah dipuncak, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Merbabu, Prau, dan gunung lainya. ini (Ciremai) yang ketujuh,” tambah Rizal.

Sejumlah pendaki dari berbagai daerah mulai berdatangan di Pos Pendakian Palutungan, Rabu (16/8/2023). Mereka melakukan registrasi, pemeriksaan peralatan, kesehatan dan lainnya untuk menuju puncak Gunung Ciremai. Pengelola sebut jumlah pendakian meningkat.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Sejumlah pendaki dari berbagai daerah mulai berdatangan di Pos Pendakian Palutungan, Rabu (16/8/2023). Mereka melakukan registrasi, pemeriksaan peralatan, kesehatan dan lainnya untuk menuju puncak Gunung Ciremai. Pengelola sebut jumlah pendakian meningkat.

Saat ditemui Kompas.com, rombongan Rizal berjumlah sekitar 17 orang. Mereka merupakan gabungan dari Batang Jawa Tengah, Cirebon, Indramayu, dan beberapa daerah lainya.

Tak hanya bagi yang berpengalaman, momen 17 Agustus di Puncak Gunung Ciremai juga menjadi magnet bagi warga yang baru pertama kali mendaki. Bahkan bagi warga lokal Kabupaten Kuningan sekalipun.

Silvy warga Kecamatan Luragung Kabupaten Kuningan menyampaikan, dirinya akan mendaki Gunung Ciremai bersama lima orang lainya. Mereka akan ikut upacara 17 Agustus 2023.

“Ini pengalaman pertama saya. Saya sudah sangat menunggu momen ini, akan menjadi momen bersejarah bagi hidup saja,” kata Silvy usai registrasi di pos palutunga.

Dia menyebutkan sudah melakukan persiapan fisik dan juga peralatan. Mendaki gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3.078 meter di Atas Permukaan Laut, merupakan tantangan baginya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau