KOMPAS.com - "Kota Bandung sudah darurat sampah," kata Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, di Alun-alun Kota Bandung, Senin (28/8/2023), dikutip dari TribunJabar.id.
Sampah-sampah di semua tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Bandung telah menumpuk imbas kebakaran yang melanda tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar), sejak lebih dari sepekan terakhir.
Ema mengatakan, pihaknya bahkan telah membentuk satuan tugas yang terdiri dari berbagai unsur untuk menangani persoalan sampah.
Kedaruratan persoalan sampah di Kota Bandung dan sekitarnya tak dirasakan warga RW 12, Kelurahan Maleer, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jabar.
Pasalnya, sekitar 350 kepala keluarga yang tinggal di wilayah tersebut memiliki tempat pembuangan sampah (TPS) yang menerapkan 3R (reuse, reduce, dan recycle) sejak tahun 2019.
Baca juga: Kurangi Sampah Menumpuk, Pemkot Bandung Tanam Sampah Organik
Meski tempat pembuangan sampah, namun TPS 3R tampak bersih dan tertata, bahkan tak ada bau menyengat di sekitarnya.
Agus, salah satu petugas di TPS 3R RW 12 Maleer baru saja selesai bersih-bersih saat TribunJabar.id mengunjungi lokasi tersebut.
Dia mengatakan, warga setempat sudah sejak lama terbiasa memilah sampah secara mandiri seperti yang kini diimbau oleh Ema Sumarna.
Di tiap rumah warga tersedia ember-ember untuk memisahkan sampah organik dan anorganik, sehingga petugas yang mengambilnya setiap dua hari sekali tak perlu lagi memilahnya.
"Alhamdulillah kondisi di sini baik-baik saja, tak ada masalah soal pengelolaan sampah," ujar Agus di TPS 3R RW 12 Maleer.
Baca juga: Pemkot Bandung Buat Lubang di Lapangan Tegallega untuk Tempat Pembuangan Sampah
"Bahkan, tidak ada keluhan apa-apa di masyarakat, misal sampah menumpuk atau apa, karena setiap dua hari sekali kami mengangkutnya dan mengolahnya di TPS ini," sambungnya.
Kemandirian ini, menurut Agus, lahir dari kesadaran warga dan para petugas terhadap tanggung jawabnya dalam mengelola sampah.
Dia tak memungkiri masih ada warga yang belum disiplin memilah sampah. Jika begitu, petugas akan tetap mengangkutnya dan memilahnya.
"Namun mayoritas warga di RW 12 Maleer sudah sadar untuk memilah sampahnya," ucap Agus.
Agus menjelaskan, sampah yang telah diangkut dari rumah warga selanjutnya diolah dengan sistem open windrow dan digiling dalam mesin pencacah di TPS 3R. Kemudian, sampah yang telah digiling itu diayak lalu ditimbang dan dikemas.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.