Nantinya, alat peraga Partai Demokrat akan bergambar AHY dengan para caleg yang mendaftar.
"Jadi gambarnya hanya Mas Ketum, nanti disandingkan dengan bacalegnya masing-masing untuk dipasang ulang," ujar Saeful.
Saeful mengungkapkan, Partai Demokrat terutama DPC Kabupaten Bandung tak takut tidak lagi bersama Anies Baswedan.
Hal ini karena Partai Demokrat masih memiliki Ketua Majelis Tinggi (KMT) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum AHY.
"Demokrat punya SBY dan AHY dan ada Kang Dede di Dapil Jabar 2. Untuk ada bersama atau tidak bersama Anies, kami tetap bisa, dan kami tetap fokus untuk raihan suara di pileg di 2024," ujarnya.
Menurutnya, dinamika politik tersebut mesti diambil hikmahnya. Malah, harusnya hal tersebut membuat para kader fokus untuk meraih suara dalam kontestasi Pileg 2024.
Saeful mengaku tak ada perubahan yang signifikan pasca-perjodohan Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Gus Imin).
Di tingkat daerah, komunikasi dengan koalisi masih terus berkembang.
"Sampai saat ini koalisi di Kabupaten Bandung, kita tetap fokus dengan partai sesuai dengan komitmen awal ya, bahwa untuk Pak Dadang, Sahrul Gunawan, kita ada di koalisi saat ini ya dengan Nasdem, PKB, PKS, dan Demokrat. Tentu kami selama ini belum ada menyatakan keluar dari jalur karena kita fokus untuk bupati ini tetap satu komitmen dengan kami berada di koalisi di Kabupaten Bandung," ujarnya.
DPC Partai Demokrat Kabupaten Bandung menargetkan 11 kursi di Kabupaten Bandung dan dua kursi di provinsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.