Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tahun Gerak Pendidikan di Jabar: Bak Keong Racun

Kompas.com, 4 September 2023, 08:01 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Rendahnya angka rata-rata lama sekolah dan kebijakan yang tidak fundamental di Jawa Barat selama 5 tahun belakangan ini berpengaruh juga pada minat lanjut sekolah ke jenjang lebih tinggi.

Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT) di Jawa Barat cenderung berada di angka rendah yakni 25,75 persen pada tahun 2020, 25,83 persen pada tahun 2021, dan 26,01 pada tahun 2022.

"Angka partisipasi kasar kita itu dari SMA ke perguruan tinggi juga poinnya kurang dari 30 persen. Jadi Jawa Barat itu lebih dari 70 persen anak SMA tidak melanjutkan pendidikan perguruan tinggi setiap tahun," sebutnya.

Lupakan Indonesia Emas 2045

Rendahnya angka rata-rata lama sekolah dan angka partisipasi kasar perguruan tinggi menjadi mimpi buruk bagi generasi yang digadang-gadang sebagai Indonesia emas pada tahun 2045 mendatang.

Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar, Abdul Hadi Wijaya ikut menyoroti 5 tahun Jabar Juara di sektor pendidikan. Menurutnya program-program pendidikan Jawa Barat selama 5 tahun ini terbilang monoton, sehingga tidak ada perubahan positif yang terlihat.

"Kalau kita terus menerus linear, lupakan Indonesia Emas. Jika kita tidak melakukan perubahan fundamental, kita tidak akan meraih sesuatu di Indonesia Emas. Ini PR kita bersama," kata Gus Ahad sapaan akrabnya.

Menurut Gus Ahad, Indonesia Emas 2045 merupakan investasi yang musti sudah dilakukan sejak sekarang. Karenanya, perubahan-perubahan besar yang disupport dengan anggaran daerah yang memadai adalah kunci untuk meraih generasi Indonesia Emas.

"Pemprov Jabar harus mengubah mindset dari belanja pendidikan, menjadi investasi kecerdasan anak bangsa. Jika mindset ini diubah, maka kebijakan-kebijakan juga berubah. Jadi jangan cuma mengejar naikin angka, tapi targetkan Indonesia maju," paparnya.

Sekolah Tidak Merata

Anggaran yang mendukung program-program fundamental bisa mempercepat pemerataan infrastruktur sekolah di semua wilayah di Jawa Barat. Minimal, di satu kecamatan terdapat 1 SMA atau SMK baik negeri maupun swasta.

"Kondisi saat ini, sebaran jumlah sekolah di Jabar belum merata. Data 2022 kemarin terdapat 18 kecamatan dari 627 kecamatan tidak memiliki sekolah baik SMA meupun SMK," tutur Gus Ahad.

Setidaknya ada 18 kecamatan itu ada di 6 daerah, 1 kecamatan di Sukabumi, 3 kecamatan di Sumedang, 1 kecamatan di Garut, 3 kecamatan di Ciamis, 8 kecamatan di Kuningan, dan 1 kecamatan di Purwakarta.

"Kita harus berani berpikir out of the box. Memang jika harus dibangun sekolah serentak biayanya mahal. Tapi kita bisa maksimalkan penggunaan-penggunaan aset milik pemerintah provinsi, daerah, maupun desa. Kemudian bangunannya disupport APBD Provinsi," tandasnya.

Pendidikan jadi fokus utama

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadikan pendidikan sebagai fokus utama. Sala satunya mendorong pendidikan vokasi lewat program SMK Juara.

"SMK menjadi salah satu konsentrasi mengingat angka pengangguran Jawa Barat disumbang paling besar oleh lulusan SMK," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Iendra Sofyan dalam rilisnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau