KOMPAS.com - Kakek T (75), pedagang cimin di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat diperiksa polisi usai puluhan siswa keracunan diduga setelah konsumsi jajanan yang dijualnya.
Saat kejadian, Kakek T berjualan di sekitar SDN 3 Jati, Kecamatan Saguling pada Selasa (26/9/2023).
"Pedagang yang menjual cimin sudah kita lakukan pemeriksaan di Mapolsek Batujajar," sebut Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono, Jumat (28/9/2023).
Kakek T sengaja diamankan untuk dimintai keterangan cara dia meracik bahan cimin hingga dijual ke sekolah.
Baca juga: Diduga Keracunan Cimin, Puluhan Murid SD di Bandung Barat Alami Muntah hingga Diare
Diduga cimin yang dijajakan Kakek T yang menjadi penyebab puluhan siswa mengalami gangguan pencernaan hingga muntah, mual dan diare.
"Kami mendapat informasi bahwa pada hari Selasa di SDN Jati 3 ketika istirahat membeli makanan cimin, kemudian setelah itu banyak yang perutnya sakit dan sebagainya, kemudian dibawa ke Puskesmas Saguling," papar Aldi.
Polisi dan Dinkes Bandung Barat mengambil 7 sampel bahan yang digunakan untuk meracik jajanan cimin hingga menyebabkan keracunan massal.
Bahkan satu anak dinyatakan meninggal dunia usai mengkonsumsi cimin.
"Kami dari Polres Cimahi dan Polsek Batujajar, mengambil langkah-langkah. Pertama mengambil sampel makanan yang dijual oleh pedagang dan pedagang yang menjual sedang kita lakukan pemeriksaan," tutur Aldi.
Baca juga: Siswa di KBB yang Meninggal Diduga Keracunan Cimin Tenyata Penderita Thalassemia
Anak T, Miati, mengatakan bahwa ayahnya baru sehari berjualan cimin.
"Kalau bikin dan jualan cimin baru kemarin, hari Selasa (26/9/2023)," ujarnya, Jumat (29/9/2023).
Sebelum berjualan cimin, Kakek T menjajakan arum manis selama dua minggu terakhir.
Terkait dagangan cimin ayahnya, Miati menuturkan, bahan-bahan cimin dibeli dari warung. Kakek T lantas mengolahnya, lalu dimasukkan ke kulkas.
Untuk membuat cimin, Kakek T menggunakan satu kilogram terigu. Ketika sudah habis, ditambah lagi setengah kilogram. Sehingga pada hari itu, ia menghabiskan terigu sebanyak satu setengah kilogram.
Baca juga: Cerita Guru di KBB yang Puluhan Muridnya Diduga Keracunan Cimin, Banyak Anak yang Izin Sakit
Menurut Miati, pada pagi hari, ayahnya berjualan di Madrasah Ibdidaiyah (MI) Cibanteng. Lalu pada siang hari, pindah ke SDN Jati.
"Sebelumnya enggak ada apa-apa. Bahkan sebelum dijual, cucu-cucunya juga sudah mengonsumsi, makan di rumah. Saya juga habis bikin dan makan juga," ucapnya.
Sementara itu, untuk mengetahui penyebab para murid keracunan, petugas telah mengambil sampel dari bahan-bahan pembuat cimin untuk diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar.
"Tadi sudah diambil sampel bahan olahan cimin dan bumbunya termasuk bumbu pedasnya (untuk diuji laboratorium)," tutur Kepala Puskesmas Saguling Burhan.
Baca juga: Cerita Keluarga Bagaimana Cimin Diracik Sebelum Keracunan Massal di Bandung Barat
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Bagus Puji Panuntun | Editor: Gloria Setyvani Putri), Tribun Jabar
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.