Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Garut Siapkan 3 Modal Maju Pilkada Jabar

Kompas.com, 5 Oktober 2023, 12:49 WIB
Ari Maulana Karang,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Bupati Garut Rudy Gunawan sudah mempersiapkan diri untuk maju dalam kontestasi Pilkada Jawa Barat.

Rudy mengatakan, ada tiga modal utama yang jadi bukti keseriusannya maju dalam Pilkada Jawa Barat, tiga modal tersebut yaitu gagasan politik, biaya politik, dan jaringan.

“Yang penting, kita yakinkan dulu partai, kita siap dengan gagasan, cost (biaya) politik, dan infrastruktur jaringan,” jelas Rudy saat ditemui usai mengikuti Upacara HUT TNI di Alun-Alun Garut, Kamis (5/10/2023).

Baca juga: Bupati Garut Rudy Gunawan Siap Maju Jadi Calon Gubernur Jabar

Rudy mengaku, dirinya telah melakukan hitung-hitungan politik untuk maju dalam Pilgub Jabar.

Dia mengatakan, harus realistis melihat urusan logistik atau biaya politi merupakan masalah utama.

Sementara urusan lawan politik, menurut Rudy yang saat ini punya peluang besar adalah mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

“Memang sekarang yang paling tinggi itu elektabilitasnya ada dua, Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi. Cuma coba perhatikan, elektabilitas Ridwan Kamil itu cuma 23 persen, kalau popularitas boleh bisa sampai 90 persen,” katanya.

Meski sudah ada nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi, dirinya bersama tim telah mempelajari karakter pemilih di Jawa Barat.

“Dulu Pak Ridwan Kamil itu posisinya di puncak, jadi wali kota, tapi cuma dapat suara 33 persen, hampir kalah dengan Pak Sudrajat. Jadi berbagai macam kemungkinan sudah kita hitung dengan tim,” katanya.

Rudy mengaku belum melakukan survei khusus terkait rencana pencalonannya menjadi Gubernur Jawa Barat.

Namun, menurut Rudy, dirinya telah memiliki infrastruktur jaringan yang telah dijaga komunikasinya selama 25 tahun dan menjadi Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat.

“Kita anggap survei kita nol, kita ada di titik nol, tapi saya ketua HKTI, punya kelompok tani, terus massif komunikasi,” katanya.

Sementara itu, Rudy mengaku sudah mempersiapkan cost politik meski enggan menginformasikan berapa besarannya.

Baca juga: KIP Belum Terima Dana untuk Pilkada 2024 dari Pemkot Lhokseumawe

Selain itu, Rudy melihat untuk cost politik bisa ditanggung bersama dengan cara gotong royong.

“Cost politik tidak bisa diungkapkan sekarang, jaringan kita banyak, cost politik dari gotong royong, misalnya pengusaha-pengusaha Lariba, pengusaha anti riba ada dua ribu orang, komitmen bantu Rp 10 juta per orang, kan bisa jadi Rp 20 miliar,” katanya.

Pola gotong royong dalam pemenuhan cost politik, menurut Rudy adalah salahsatu cara paling realistis untuk saat ini. Makanya, calon harus memiliki jaringan pendanaan yang baik mengingat, jika cost politik harus sepenuhnya di tanggung calon, tidak ada calon yang punya uang yang bisa memenuhi cost politik yang dibutuhkan.

“Karena kalau soal uang, siapa yang punya uang hari ini, kan nggak ada, tapi kita punya jaringan banyak, makanya fund rising-nya harus benar,” katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau