Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Targetkan 18.000 Orang Nonton Piala Dunia U-17, PSSI Komunikasi dengan Kereta Cepat

Kompas.com, 9 Oktober 2023, 14:45 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - FIFA menargetkan 18.000 penonton hadir saat gelaran Piala Dunia U-17 di Stadion Si Jalak Harupat (SJH) Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada November nanti.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan, telah menyiapkan beberapa skema agar target tersebut bisa terpenuhi.

Pada umumnya, kata dia, tiket akan dijual secara normal layaknya pertandingan biasa.

Namun, sebagian tiket akan dimanfaatkan untuk menarik beberapa kalangan seperti anak sekolah dan generasi muda lainnya.

Baca juga: PSSI Siapkan Fasilitas Kendaraan untuk Para Peserta Piala Dunia U-17

Hal itu dilakukan, agar masyarakat International sadar dan mengetahui jika Indonesia sudah siap menggelar pertandingan sepak bola berkelas dunia.

"Aturannya ada tiket yang memang dijual tetapi ada tiket juga yang memang kita memanfaatkan akses untuk sekolah, anak muda Indonesia. (Supaya anak muda) melihat perkembangan sepakbola kita baik juga negara lain, supaya ini juga bisa kita buktikan bahwa Indonesia juga siap," katanya ditemui di sela kunjungan ke Stadion Si Jalak Harupat, Senin (9/10/2023).

Selain itu, pihaknya akan melakukan kerjasama dengan PY Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terkait pemanfaatan tiket.

"Ini ada akses dan yang menarik oleh pak Gubernur dan kita pernah koordinasi dengan Kereta Cepat nanti ada tiket building antara penonton dan kereta cepat," ujarnya.

Erik menambahkan, pihaknya telah berdiskusi dengan KCIC terkait penambahan jam operasional Kereta Cepat saat gelaran Piala Dunia U-17.

"Bahkan saya sudah rapat dengan Dirut whoosh atau kereta cepat bahwa nanti ada jam tambahan yang tadinya pagi dan sore khusus tanggal 10-24 November ada jam 14.00 dan 22.30 malam ketika mereka kembali pulang," tambahnya.

Pihaknya mengaku komunikasi dengan pihak Kereta Cepat sudah menjadi skema sejak awal. Bahkan, kunjungan kerjanya kali ini bersama rombongan FIFA menggunakan Kereta Cepat.

"Tadi saya bersama Fifa naik kereta Whoosh untuk memastikan bahwa kita bisa memberikan yang terbaik para peserta yang akan bertanding di U-17 khususnya membantu transportasi perpindahan antara Jakarta-Bandung dan Bandung-Jakarta pada tentu bulan 10 November sampai 24 November karena itu pas waktunya dari babak penyisihan sampai 16 besar," kata Erick.

Baca juga: Erick Tohir: Stadion Jalak Harupat Sudah Siap untuk Piala Dunia U-17, Tinggal Perbaikan Kursi

Usai mengajak rombongan FIFA menggunakan Kereta Cepat, Erick mengungkapkan pihak FIFA kagum dengan alat transportasi tersebut.

Bahkan, kata dia, rombongan FIFA menyebut Indonesia telah mempersiapkan perhelatan Piala Dunia sampai ke tahap alat transportasi.

"Alhamdulilah FIFA tadi responnya positif untuk penggunaan kereta whoosh atau kereta cepat bisa menjadi bagian program U-17 dan tentu juga hari ini mereka sedang cek finalisasi apa yang perlu didorong lagi masih ada 30 hari lalu mereka sendiri yang akan melihat juga persiapan yang ada di Jakarta dan Alhamdulilah pak Gubernur mendampingi pasti semuanya beres," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau