GARUT, KOMPAS.com - Cecep (48), warga Desa Sukamurni, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, dan Mimin (56), warga Kampung Campaka, Desa Kersamaju, Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, meninggal usai makan sate jebred, Senin (9/10/2023).
Sementara 37 warga lainnya dirawat di puskesmas karena keracunan usai memakan sate yang terbuat dari kulit sapi yang ditaburi dengan kelapa sangrai tersebut.
Baca juga: Tante dan Ponakan Ditemukan Meninggal di Perumahan Ciamis
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, sate jebred yang dikonsumsi warga, awalnya dibeli dari Pasar Bojong Loa Cilawu Garut.
Baca juga: Kalah Pemilihan RT, Pasutri di Perumahan River Valley Bogor Adang Truk Pengangkut Sampah
Pasar ini menjadi tempat belanja warga Cilawu dan warga Kecamatan Cigalontang Tasikmalaya.
Sate Jebred tersebut kemudian dijual kembali ke warung-warung kecil.
“Mereka itu makan (sate jebred) Minggu, tapi baru ketahuan di puskesmas Senin sore, jadi sebenarnya sudah lebih dari delapan jam kasusnya,” katanya saat dihubungi, Selasa (10/10/2023).
Leli menuturkan, pasien dengan gejala keracunan mulai berdatangan ke Puskesmas Cilawu dan Klinik Cihideung, sejak Senin.
“Sekarang yang dirawat di puskesmas tinggal empat orang dan Klinik Cihideung empat orang, jadi tinggal delapan orang. Kita sudah koordinasi dengan kecamatan (Cigalontang) dan Dinkes Tasikmalaya. Mudah-mudahan besok bisa pulang, tadi saya lihat kondisinya bagus,” kata Leli.
Leli mengatakan, sampel muntahan dan makanan, telah dikirim ke laboratorium.
Dihubungi terpisah, Camat Cilawu Anas Aolia Malik mengatakan, salah satu korban meninggal diduga memiliki penyakit penyerta, karena sebelum mengonsumsi sate jebred, korban sempat berobat penyakit gula.
Usai berobat, korban mengonsumsi sate jebred bersama istri dan anaknya yang saat ini masih dirawat di Klinik Cihideung karena mengalami gejala keracunan.
“Jadi kabarnya pulang, diperiksa dari dokter karena (penyakit) gula, beli sate jebred. Jadi kemungkinan ada penyakit penyerta juga, gulanya sampai 500,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.