Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kasus Keracunan Massal di SD, Pemkab Bandung Barat Pelototi Jajanan Sekolah

Kompas.com, 12 Oktober 2023, 18:33 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat menyiapkan tim khusus untuk melakukan monitoring terhadap jajanan sekolah.

Pengawasan terhadap jajanan sekolah ini akan dilakukan dengan melibatkan petugas medis dari Puskesmas setempat dan pihak sekolah yang berdekatan.

Kepala Dinas Kesehatan Hernawan Widjajanto mengatakan, para pedagang akan diperingati mengenai bahayanya jajanan yang diolah dengan tidak memperhatikan kebersihan.

Baca juga: Bertambah, 52 Orang Keracunan Sate Jebred di Garut, 3 Warga Meninggal

"Kita pun mungkin akan melakukan edukasi kepada para pedagang baik dari sisi kebersihan dan pengolahan bahan makanan serta penyajian yang baik," ujar Hernawan.

Untuk diketahui, kasus keracunan yang terjadi di lingkungan sekolah ini sudah terjadi dua kali.

Pertama, keracunan massal akibat jajanan cimin Kecamatan Saguling dan keracunan massal akibat minuman kemasan yoghurt di Padalarang.

Baca juga: 32 Siswa SD di Cilegon Keracunan Usai Makan Pai Pemberian OTK

Dua kasus keracunan yang terjadi pada waktu yang berdekatan ini menjadi bahan evaluasi Pemkab Bandung Barat untuk serius melakukan pengawasan jajanan sekolah.

"Upaya pencegahan ke depannya, kita bersama-sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) akan menggebyarkan kembali upaya kesehatan sekolah di lingkungan sekolah," kata Hernawan.

Selain menggalakan pengawasan, Dinkes mendorong agar Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah-sekolah bakal dioptimalkan dengan cara menerjunkan langsung petugas medis dari Puskesmas secara berkala.

"Kesehatan sekolah itu di dalamnya itu mencakup kepada kesehatan dan kebersihan lingkungan sekolah. Nanti Puskesmas turun langsung berkoordinasi gitu kan dalam konsep pembinaan," papar Hernawan.

Dengan pengawasan dan memaksimalkan fungsi UKS ini diharap bisa meminimalisir potensi tragedi keracunan massal.

Pihaknya hanya bisa sebatas menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan mengawasi jajanan di sekitar sekolah.

"Mulai kemarin pun kita sudah instruksikan untuk segera turun ke sekolah untuk melakukan edukasi terkait kesehatan dan kebersihan lingkungan sekolah," ucap Hernawan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bandung Barat Asep Dendih mengimbau agar orangtua siswa ikut berperan dalam melakukan pencegahan dengan menyiapkan bekal jajanan dari rumah agar bisa menjamin kebersihannya.

"Kita juga sudah meminta kepala sekolah dan wali kelas agar mengimbau para siswa agar membawa bekal dari rumah," kata Asep.

Sementara untuk korban, Pemkab Bandung Barat bakal memberikan santunan berupa sembako higienis untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga korban.

"Kita juga sudah berikan santunan kepada para siswa yang menjadi korban keracunan," tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau