Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Aktivitas Warung Miras, Emak-emak di Bandung Barat Geruduk Kantor Desa

Kompas.com - 14/11/2023, 16:17 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com- Puluhan emak-emak berbekal poster dengan nada protes di halaman kantor Desa Cipada, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Aksi unjuk rasa yang viral di media sosial itu disuarakan oleh masyarakat Desa Cipada atas banyaknya praktik jual beli minuman keras (miras) dan narkotika di wilayah mereka.

Warga yang geram atas peredaran miras dan obat-obatan terlarang itu akhirnya membuat poster tuntutan dan baliho penolakan.

Baca juga: Viral, Video Emak-emak di Semarang Gagalkan Aksi Jambret hingga Terpental di Jalan

Selain menggelar aksi unjuk rasa, masyarakat Desa Cipada juga memasang beberapa spanduk bertuliskan 'Kami Warga Desa Cipada Menolak Keras Peredaran Miras, Obat Terlarang, dan Narkotika' di beberapa titik persimpangan.

Kapolsek Cikalongwetan, AKP Nurmawan mengatakan, aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat Desa Cipada itu merupakan aksi protes warga yang resah dengan adanya praktik jual beli miras dan obat-obatan terlarang di wilayah mereka.

"Video yang viral (kemarin) itu merupakan aksi warga ramai-ramai memprotes adanya warung yang menjual miras dan obat-obatan terlarang," ungkap Nurmawan saat dihubungi via sambungan telepon, Selasa (14/11/2023).

Kekesalan warga Desa Cipada itu memuncak lantaran pelaku penjualan miras dan obat-obatan terlarang itu masih saja beroperasi meskipun beberapa kali sudah diminta tutup oleh masyarakat setempat.

"Puncaknya itu karena kejadian Jumat malam kemarin, jadi banyak anak-anak muda dan orang asing datang ke situ beli miras dan obat terlarang. Kemudian sempat warga bereaksi, ramai sampai sekarang," paparnya.

Baca juga: Harga Cabai di Bogor Meroket, Pedagang dan Emak-emak Sebut Hidup Jadi Ruwet

Sebelumnya polisi juga sempat memberikan peringatan agar pemilik warung menutup praktik jual beli miras sesuai permintaan warga.

Namun hanya berselang beberap hari, warung itu buka dengan cara kucing-kucingan dengan polisi dan kembali meresahkan warga.

"Jadi kami juga kaget, ternyata masih buka. Padahal sudah pernah kita minta supaya tidak berjualan. Sempat tutup, tapi beberapa hari kemudian ternyata buka lagi," ungkap Nurmawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com