CIREBON, KOMPAS.com- PT KAI Daop III Cirebon Jawa Barat bersama beberapa komunitas menggelar kegiatan Napak Tilas Jalur non-aktif di Kabupaten Indramayu, pada Rabu (15/11/2023) pagi.
Mereka menapaki jalur lintasan kereta api Indramayu - Cirebon sepanjang sekitar 18,1 Kilometer, yang digunakan perusahaan Staatsspoorwegen (SS) tahun 1912 - 1973 untuk angkut barang hasil bumi.
Vice President KAI Daop 3 Cirebon, Dicky Eka Priandana, mengatakan, kegiatan Napak Tilas ini merupakan upaya untuk mengidentifikasi aset di jalur Jatibarang-Indramayu dan Jatibarang-Karangampel.
Baca juga: Menelusuri Jejak Jalur Kereta Api sebagai Moda Distribusi Pupuk Kujang
Daop III Cirebon bersama beberapa pihak yang turut serta akan mengunjungi aset bersejarah seperti bekas Stasiun Lohbener dan Stasiun Indramayu, serta melihat bekas halte Karangampel.
"Napak tilas ini, kita akan menyusuri lagi, trek trek yang ada di wilayah Daop III, dimana Indramayu - Karangampel, masuk wilayah Daop III Cirebon. Kemudian di trek itu pasti ada aset lain, mudah mudahan dengan Napak Tilas ini, bisa terindentifikasi," kata Dicky saat ditemui Kompas.com di kantornya, Rabu (15/11/2023) pagi.
Dicky menjelaskan, jalur kereta api Jatibarang–Indramayu adalah salah satu dari jalur kereta api nonaktif di Jawa Barat yang berada di wilayah Daerah Operasi 3 Cirebon dengan panjang lintas 18,1 kilometer.
Jalur ini dibangun dan diresmikan oleh perusahaan Staatsspoorwegen (SS) pada (15/11/1912) untuk melayani angkutan barang hasil bumi. Namun, jalur kereta api ini dinonaktifkan mulai 21 Juli 1973.
Baca juga: Proyek Jalur Kereta Api di Sulsel Dikorupsi, Gubernur: PSN Tetap Jalan Semua, Pokoknya Jalan Terus
Staatsspoorwegen kemudian sukses membangun percabangan jalur Jatibarang–Indramayu, pada 1925 dengan dasar hukum Wet 28 Februari 1920 Staatblad No.150 dari pemerintah Hindia-Belanda.
Kemudian dilanjutkannya proses pembangunan cabang menuju Karangampel, pembangunan jalur dengan panjang rel 18,34 kilometer ini selesai dan dibuka pada 1 Mei 1926.