BANDUNG, KOMPAS.com - Bagi warga Bandung, nama J&C Cookies sudah akrab di telinga. JNC Cookies merupakan merek kue kering yang selalu laris manis, terutama saat Lebaran.
Perusahaan kue kering yang didirikan tahun 1996 ini tak hanya laku di Indonesia, tapi juga sejumlah negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Tak heran jika jumlah pegawai yang terlibat, terutama menjelang Lebaran mencapai 400-an. Pekerja tersebut berasal dari daerah sekitar.
Baca juga: Bertahan Didera Pandemi, J&C Bikin Kue Bandrek, Bajigur, dan Melinjo
Pemilik J&C Cookies, Jodi Janitra, mengatakan, perusahaan tersebut didirikan orangtuanya Diah Susilawati dan Dedi Hidayat.
Saat itu, menunggu suami pulang, Diah otodidak belajar membuat kue kering. Responsnya saat itu bagus, hingga akhirnya berencana untuk membuat bisnis.
Dengan modal Rp 2 juta ditambah ketekunan dan keuletan, Diah dan Dedi berbisnis kue kering. Dalam perjalanannya, usaha ini beberapa kali mendapatkan suntikan modal.
Baca juga: Kisah Sukses Roti Unyil Bogor, Si Mungil Beromzet Miliaran Rupiah
Hingga pada 1998, krisis ekonomi menerjang, usaha ini ikut goyang. Namun, untungnya bisa segera bangkit. Begitu pun saat pandemi Covid-19.
Kini, JnC Cookies memasuki babak baru. Mereka tengah bersiap melantai atau Initial Public Offering (IPO). Sebagai persiapan, mereka sedang merapikan laporan keuangan.
"Kita juga dibantu profesi penunjang, kita berdoa target kita semoga di bulan Maret saat puasa dan Lebaran, masyarakat Indonesia merasakan produknya dan investor bisa beli sahamnya," ujar Jodi di Bandung, Kamis (16/11/2023).
Jodi menambahkan, rencana IPO ini dilakukan demi mewujudkan mimpi almarhum ayahnya. Sang ayah berpesan, bila usaha ini besar, jangan menjadi sumber keributan.
"Kemudian jika generasi berikutnya tidak tertarik melanjutkan, usaha ini bisa mereka jual di market saham. Beda dengan perusahaan tertutup kan berpotensi saling ribut karena siapa yang harus beli saham perusahaannya dan lain-lain," ucapnya.
Selain laporan keuangan, beragam persiapan yang dilakukan adalah legalitas, detailing SOP, dan lainnya.
Jodi mengungkapkan, alasan lainnya perusahaannya masuk ke bursa saham karena potensi masyarakat Indonesia yang punya ketertarikan berinvestasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.