Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trans Metro Pasundan, Salah Satu Transportasi Andalan Warga Bandung Raya

Kompas.com - 19/11/2023, 14:35 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Meski sudah nyaman, ia berharap pemerintah bisa menambah armada dan fasilitas tempat duduk penumpang di bus TMP ini. Menurutnya, jumlah penumpang bus ini dari hari ke hari semakin banyak.

"Kalau bisa tambah lagi busnya, terus tambah tempat duduknya lagi. Apalagi sekarang sudah mulai banyak yang pakai bus ini," katanya.

Selama menggunakan bus TMP, ia mendapatkan berbagai pengalaman yang masih terngiang-ngiang di dalam kepalanya, seperti bus yang menabrak kendaraan lain, ban bocor, hingga mogok.

Namun kejadian tersebut tidak membuatnya kapok untuk menggunakan transportasi massal dalam kesehariannya. Menurutnya, kejadian yang dialaminya merupakan hal biasa ditemui di jalanan.

Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh Sonia (27), ibu muda yang berdomisili di Padalarang ini kerap menggunakan bus TMP untuk memudahkan aktivitasnya sehari-hari.

Selain menggunakan bus TMP untuk kerja, pada waktu-waktu tertentu dia memanfaatkannya untuk liburan ke sejumlah obyek wisata di Kota Bandung.

"Naik ini paling main ke Alun-alun Kota Bandung sama anak, atau sekitarnya. Lumayan nyaman juga naik bus ini, fasilitasnya juga lumayan komplit mulai dari pegangan tangan dan lainnya," ujarnya.

Baca juga: Menjajal LRT Sumsel yang Kini Jadi Primadona Gen Z

Menurutnya, adanya bus TMP ini menambah pilihan bagi warga Bandung Raya dalam menggunakan transportasi massal. Tarifnya yang sangat murah yaitu Rp 4.900 sekali jalan, membuatnya sebagai salah satu moda transportasi favorit warga Bandung Raya.

"Setahu saya, kalau untuk umum Rp 4.900. Tapi kalau pelajar, lansia dan disabilitas cuma Rp 2.000, tapi harus daftar dulu ke operatornya kalau ingin tarif khusus," kata Sonia.

Meski terbilang memudahkan bagi warga Bandung Raya, namun dirinya beberapa kesempatan melihat lansia yang kesulitan membayar layanan bus ini karena sudah tidak menggunakan uang kertas tetapi non tunai.

"Kasihan juga kalau lansia suka susah pas bayar, banyak yang belum tahu caranya gimana. Kadang juga ada yang gak tahu kartu e-moneynya sudah kosong," katanya.

Penumpang bus listrik Trans Metro Pasundan rute Leuwipanjang-Dago, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023).Kompas.com/Faqih Rohman Syafei Penumpang bus listrik Trans Metro Pasundan rute Leuwipanjang-Dago, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023).

Kendala yang dihadapi para lansia itu, seharusnya menjadi perhatian bagi pengelola bus TMP agar memberikan pengecualian kepada penumpang yang belum terbiasa melakukan pembayaran secara non tunai.

"Kalau bisa satu kartu bisa untuk berdua kalau untuk lansia. Mereka kebanyakan gak terlalu paham soal bayar pakai QRIS atau e-money," tambah Sonia.

Penumpang lain, Salsa (22) mengaku sangat terbantu adanya bus TMP koridor dua yang melayani rute Kota Baru Parahyangan-Alun-alun Kota Bandung.

Sebelum ada bus TMP, ia biasanya menggunakan kereta api untuk berangkat kerja dari rumahnya di Padalarang. Diperlukan waktu yang relatif lebih lama bila menggunakan moda transportasi tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cileunyi Bandung Semrawut, Sopir Angkot Berharap Ada Terminal

Cileunyi Bandung Semrawut, Sopir Angkot Berharap Ada Terminal

Bandung
MK Tolak Semua Gugatan Sengketa Pileg 2024 di Bandung Barat

MK Tolak Semua Gugatan Sengketa Pileg 2024 di Bandung Barat

Bandung
Jual Satwa Langka Dilindungi, Seorang Warga Garut Ditangkap

Jual Satwa Langka Dilindungi, Seorang Warga Garut Ditangkap

Bandung
Wilayah Cileunyi Tak Kunjung Punya Terminal, Apa yang Terjadi?

Wilayah Cileunyi Tak Kunjung Punya Terminal, Apa yang Terjadi?

Bandung
Seorang Pria di Lembang Bunuh Mantan Majikan Pakai Balok Kayu

Seorang Pria di Lembang Bunuh Mantan Majikan Pakai Balok Kayu

Bandung
Muncul Wacana Ridwan Kamil-Raffi Ahmad pada Pilkada 2024, Golkar: Siapa Saja Masih Mungkin

Muncul Wacana Ridwan Kamil-Raffi Ahmad pada Pilkada 2024, Golkar: Siapa Saja Masih Mungkin

Bandung
Mayat Perempuan Ditemukan di Pesawahan Nagreg Bandung, Keluarga Tolak Otopsi

Mayat Perempuan Ditemukan di Pesawahan Nagreg Bandung, Keluarga Tolak Otopsi

Bandung
Kisah Gadis di Indramayu Berpenampilan Laki-laki agar Bisa Kerja Jadi Buruh Bangunan demi Sang Adik

Kisah Gadis di Indramayu Berpenampilan Laki-laki agar Bisa Kerja Jadi Buruh Bangunan demi Sang Adik

Bandung
Anaknya Dipenjara Seumur Hidup, Suratno Tetap Yakin Sudirman Bukan Pembunuh Vina

Anaknya Dipenjara Seumur Hidup, Suratno Tetap Yakin Sudirman Bukan Pembunuh Vina

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Buru Penganiaya Perias Pengantin di Sukabumi, Polisi Sebar Identitas dan Foto Pelaku

Buru Penganiaya Perias Pengantin di Sukabumi, Polisi Sebar Identitas dan Foto Pelaku

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Demi Sesuap Nasi, Sopyah Terpaksa Berpenampilan Pria untuk Kerja di Bangunan

Demi Sesuap Nasi, Sopyah Terpaksa Berpenampilan Pria untuk Kerja di Bangunan

Bandung
Kala Luhut Teringat Jasa Mendiang Doni Monardo Bersihkan Sungai Citarum...

Kala Luhut Teringat Jasa Mendiang Doni Monardo Bersihkan Sungai Citarum...

Bandung
Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com