Meski sudah nyaman, ia berharap pemerintah bisa menambah armada dan fasilitas tempat duduk penumpang di bus TMP ini. Menurutnya, jumlah penumpang bus ini dari hari ke hari semakin banyak.
"Kalau bisa tambah lagi busnya, terus tambah tempat duduknya lagi. Apalagi sekarang sudah mulai banyak yang pakai bus ini," katanya.
Selama menggunakan bus TMP, ia mendapatkan berbagai pengalaman yang masih terngiang-ngiang di dalam kepalanya, seperti bus yang menabrak kendaraan lain, ban bocor, hingga mogok.
Namun kejadian tersebut tidak membuatnya kapok untuk menggunakan transportasi massal dalam kesehariannya. Menurutnya, kejadian yang dialaminya merupakan hal biasa ditemui di jalanan.
Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh Sonia (27), ibu muda yang berdomisili di Padalarang ini kerap menggunakan bus TMP untuk memudahkan aktivitasnya sehari-hari.
Selain menggunakan bus TMP untuk kerja, pada waktu-waktu tertentu dia memanfaatkannya untuk liburan ke sejumlah obyek wisata di Kota Bandung.
"Naik ini paling main ke Alun-alun Kota Bandung sama anak, atau sekitarnya. Lumayan nyaman juga naik bus ini, fasilitasnya juga lumayan komplit mulai dari pegangan tangan dan lainnya," ujarnya.
Baca juga: Menjajal LRT Sumsel yang Kini Jadi Primadona Gen Z
Menurutnya, adanya bus TMP ini menambah pilihan bagi warga Bandung Raya dalam menggunakan transportasi massal. Tarifnya yang sangat murah yaitu Rp 4.900 sekali jalan, membuatnya sebagai salah satu moda transportasi favorit warga Bandung Raya.
"Setahu saya, kalau untuk umum Rp 4.900. Tapi kalau pelajar, lansia dan disabilitas cuma Rp 2.000, tapi harus daftar dulu ke operatornya kalau ingin tarif khusus," kata Sonia.
Meski terbilang memudahkan bagi warga Bandung Raya, namun dirinya beberapa kesempatan melihat lansia yang kesulitan membayar layanan bus ini karena sudah tidak menggunakan uang kertas tetapi non tunai.
"Kasihan juga kalau lansia suka susah pas bayar, banyak yang belum tahu caranya gimana. Kadang juga ada yang gak tahu kartu e-moneynya sudah kosong," katanya.
Kendala yang dihadapi para lansia itu, seharusnya menjadi perhatian bagi pengelola bus TMP agar memberikan pengecualian kepada penumpang yang belum terbiasa melakukan pembayaran secara non tunai.
"Kalau bisa satu kartu bisa untuk berdua kalau untuk lansia. Mereka kebanyakan gak terlalu paham soal bayar pakai QRIS atau e-money," tambah Sonia.
Penumpang lain, Salsa (22) mengaku sangat terbantu adanya bus TMP koridor dua yang melayani rute Kota Baru Parahyangan-Alun-alun Kota Bandung.
Sebelum ada bus TMP, ia biasanya menggunakan kereta api untuk berangkat kerja dari rumahnya di Padalarang. Diperlukan waktu yang relatif lebih lama bila menggunakan moda transportasi tersebut.