Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trans Metro Pasundan, Salah Satu Transportasi Andalan Warga Bandung Raya

Kompas.com - 19/11/2023, 14:35 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Hampir tiap hari naik (TMP). Biasanya belum ada ini, pakai kereta lama nyampe rumahnya jadi lebih malem. Ada ini jadi lebih cepat," katanya.

Menurutnya, pengunaan pembayaran non tunai yang diterapkan di bus TMP memudahkan bagi dirinya. Selain tak perlu menyiapkan uang recehan, transaksi memakai non tunai dirasa lebih cepat.

"Memudahkan, apalagi pakai e-money atau flash dan sejenisnya," terangnya.

Trans Metro Pasundan Solusi Atasi Kemacetan

Mengutip dari Kompas.com, bus TMP hadir melayani warga Bandung Raya sejak Desember 2021. Bus ini merupakan program pengembangan angkutan massal dengan skema layanan Buy the Service (BTS) yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Bahkan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub yang dijabat Budi Setiyadi saat itu mengklaim, hadirnya bus TMP menjadi 'tulang punggung' transportasi di kawasan Bandung Raya.

Tak hanya itu, bus TMP juga diharapkan menjadi solusi persoalan kemacetan dan mengurangi permasalahan polusi udara yang ada di kawasan Bandung Raya

"Untuk BTS Trans Metro Pasundan akan menjadi backbone bagi angkutan massal perkotaan di kota Bandung dan sekitarnya," ucapnya pada Senin (27/12/2021).

Operasional bus TMP dimulai pukul 05.00 sampai 21.00 WIB. Adapun total armadanya sebanyak 85 unit yang melayani di lima rute, yaitu: Koridor 1 Leuwipanjang-Soreang, Koridor 2 Kota Baru Parahyangan-Alun-Alun Kota Bandung, Koridor 3 Baleendah-BEC, Koridor 4 Leuwipanjang-Dago, dan Koridor 5 Dipatiukur-Jatinangor (Via Tol).

"Di Bandung Raya ada dua vendor yakni DAMRI dan Big Bird. Koridor 2 dan 3 pakai bus sedang dari Big Bird, lalu koridor 1, 4, dan 5 pakai bus besar dari DAMRI," ujar sopir bus TMP koridor 2, Acep Sopian (31).

Bus TMP ini berangkat setiap 10 menit sekali dari halte pertama, dimulai dengan nomor yang terkecil. Namun bila dalam kondisi macet, selang waktunya bisa lebih cepat.

"Penumpang paling banyak pada pagi dan sore hari. Rata-rata penumpang itu pelajar dan juga para pekerja," ucap pria yang sudah 11 bulan menjadi sopir bus TMP.

Kesan modern sangat terasa saat penumpang masuk ke dalam bus TMP. Penggunaan pembayaran non tunai dengan e-money maupun QRIS menjadi pembeda dengan moda transportasi serupa di Bandung Raya.

Baca juga: Nasib Angkot di Kota Serang, Tetap Eksis Meski Krisis

Kursi penumpang berwarna biru ditempatkan di sisi kanan dan kiri bus saling berhadapan. Di kursi sebelah kanan disediakan sebanyak dua kursi khusus berwarna merah yang diperuntukan untuk lansia, ibu hamil atau menyusui, dan disabilitas.

Tidak hanya itu, bus pun dilengkapi pegangan tangan, hand sanitizer, pemecah kaca, alat pemadaman api ringan (APAR). Terdapat juga gambar peringatan atau larangan bagi penumpang seperti dilarang makan dan minum, membawa hewan peliharaan, merokok, dan berbuat asusila.

Kemudian untuk memberikan kemudahan kepada para penumpang, di bagian kiri ditempelkan rute halte yang dilalui bus TMP.

"Kapasitas penumpang bus TMP sebanyak 18 orang, dan maksimal sebanyak 30 penumpang," tambah Acep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah di Cianjur Meninggal Usai Diberi Suntikan Ketiga oleh Perawat Puskesmas

Bocah di Cianjur Meninggal Usai Diberi Suntikan Ketiga oleh Perawat Puskesmas

Bandung
'Long Weekend Waisak', Ganjil Genap di Puncak Berlaku 5 Hari

"Long Weekend Waisak", Ganjil Genap di Puncak Berlaku 5 Hari

Bandung
Kronologi Pembunuhan Perempuan di Lembang oleh Mantan Pembantu, Pelaku Dipergoki Warga

Kronologi Pembunuhan Perempuan di Lembang oleh Mantan Pembantu, Pelaku Dipergoki Warga

Bandung
Mediasi Gagal, Gugatan 2 Eks Bupati di Pilkada Garut Dilanjut Musyawarah

Mediasi Gagal, Gugatan 2 Eks Bupati di Pilkada Garut Dilanjut Musyawarah

Bandung
Cileunyi Bandung Semrawut, Sopir Angkot Berharap Ada Terminal

Cileunyi Bandung Semrawut, Sopir Angkot Berharap Ada Terminal

Bandung
MK Tolak Semua Gugatan Sengketa Pileg 2024 di Bandung Barat

MK Tolak Semua Gugatan Sengketa Pileg 2024 di Bandung Barat

Bandung
Jual Satwa Langka Dilindungi, Seorang Warga Garut Ditangkap

Jual Satwa Langka Dilindungi, Seorang Warga Garut Ditangkap

Bandung
Wilayah Cileunyi Tak Kunjung Punya Terminal, Apa yang Terjadi?

Wilayah Cileunyi Tak Kunjung Punya Terminal, Apa yang Terjadi?

Bandung
Seorang Pria di Lembang Bunuh Mantan Majikan Pakai Balok Kayu

Seorang Pria di Lembang Bunuh Mantan Majikan Pakai Balok Kayu

Bandung
Muncul Wacana Ridwan Kamil-Raffi Ahmad pada Pilkada 2024, Golkar: Siapa Saja Masih Mungkin

Muncul Wacana Ridwan Kamil-Raffi Ahmad pada Pilkada 2024, Golkar: Siapa Saja Masih Mungkin

Bandung
Mayat Perempuan Ditemukan di Pesawahan Nagreg Bandung, Keluarga Tolak Otopsi

Mayat Perempuan Ditemukan di Pesawahan Nagreg Bandung, Keluarga Tolak Otopsi

Bandung
Kisah Gadis di Indramayu Berpenampilan Laki-laki agar Bisa Kerja Jadi Buruh Bangunan demi Sang Adik

Kisah Gadis di Indramayu Berpenampilan Laki-laki agar Bisa Kerja Jadi Buruh Bangunan demi Sang Adik

Bandung
Anaknya Dipenjara Seumur Hidup, Suratno Tetap Yakin Sudirman Bukan Pembunuh Vina

Anaknya Dipenjara Seumur Hidup, Suratno Tetap Yakin Sudirman Bukan Pembunuh Vina

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Buru Penganiaya Perias Pengantin di Sukabumi, Polisi Sebar Identitas dan Foto Pelaku

Buru Penganiaya Perias Pengantin di Sukabumi, Polisi Sebar Identitas dan Foto Pelaku

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com