Mereka umumnya menganggap kelompok penyebar radikalisme sebagai sahabat atau saudara. Tak heran jika lalu, para pekerja migran ini bersedia memberi sumbangan dengan kedok donasi untuk kegiatan sosial.
"Jadi banyak uang PMI yang kemudian menjadi donar bagi kegiatan-kegiatan yang sebetulnya, awalnya dianggap sosial padahal untuk kegiatan radikal tadi," terang Benny.
Baca juga: Kecolongan, KAI Evaluasi Semua Pegawainya Cegah Paham Radikalisme
Mengantisipasi hal tersebut, Benny mengaku telah bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Hasil kerjasama tersebut, lanjut Benny, akan mempermudah pihak BP2MI mendeteksi adanya penyebaran radikalisme di PMI.
BNPT akan disiapkan untuk mengisi sosialisasi yang kerap dilakukan BP2MI ke wilayah-wilayah yang rentan terhadap pemberangkatan pekerja migran ilegal.
"Kita kemarin sudah kerja sama dengan BNPT. Alhamdulillah nanti di setiap orientasi pra-penempatan atau pembekalan kepada PMI, dari BNPT akan mengisi acara," cetus Benny.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang