Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Bayi di Tasikmalaya Meninggal Diduga karena Pelayanan Buruk Klinik, Sempat Jadi Konten

Kompas.com - 22/11/2023, 09:59 WIB
Irwan Nugraha,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Keluarga Nisa Armila (23), warga Tasikmalaya, melaporkan Klinik Alifa yang beralamat di Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, ke Polresta Tasikmalaya, Senin (20/11/2023).

Keluarga Nisa tak terima dengan pelayanan buruk tenaga kesehatan di klinik tersebut yang diduga mengakibatkan bayinya seberat 1,5 kg meninggal.

Baca juga: Keluarga Bayi yang Dijadikan Konten dan Meninggal Laporkan Klinik di Tasikmalaya ke Polisi

Selain itu, bayi tersebut juga diduga dijadikan konten foto oleh pihak klinik.

Kakak kandung Nisa, Nadia Anastasia, mengatakan, kasus itu bermula saat adiknya menjalani proses persalinan di Klinik Alifa, Senin (13/11/2023) malam.

Adapun usia kehamilan Nisa normal 9 bulan. Saat melakukan persalinan di klinik itu, Nisa diduga tak mendapatkan pelayanan dengan baik.

"Adik saya yang melahirkan di klinik itu tidak dibersihkan usai menjalani proses persalinan. Penanganan terhadap bayi yang baru lahir juga tidak maksimal," kata Nadia di kantor Dinkes Kota Tasikmalaya, Kamis (16/11/2023) siang.

Menurut Nadia, bayi adiknya yang memiliki berat badan sekitar 1,5 kilogram itu, hanya dimasukkan ke dalam inkubator selama beberapa jam, Selasa (14/11/2023) pagi.

Sampai akhirnya, ibu dan bayi disuruh pulang oleh bidan klinik karena dinyatakan sudah sehat tanpa harus melakukan penanganan lanjutan.

"Tak sampai sehari berada di rumah, tepatnya pada Selasa malam, bayi laki-laki yang baru dilahirkan adik saya itu tak bergerak. Pihak keluarga kemudian membawanya ke klinik tempat bayi itu dilahirkan. Namun, sang bayi dinyatakan sudah meninggal dunia. Pihak klinik disebut tak memberikan keterangan lanjutan," kata dia.

Tak selesai di sana, lanjut Nadia, keluarga masih berupaya untuk memastikan kondisi bayi itu dengan membawanya ke rumah sakit.

"Petugas di rumah sakit lain itu heran karena bayi sudah dibolehkan pulang. Padahal masih harus dirawat," ujarnya.

Nadia juga menuding petugas tenaga kesehatan yang menangani persalinan terlihat tidak profesional karena bekerja sambil bermain ponsel.

Kemudian, Nisa yang menjalani proses persalinan, diduga menjadi bahan pelajaran mahasiswa yang sedang praktik di klinik tersebut.

Selain itu, bayi tersebut juga diduga dijadikan konten foto oleh pihak klinik.

Kompas.com sudah tiga kali mendatangi Klinik Alifa. Namun, tidak ada satu pun pihak klinik yang mau memberikan pernyataan.

Penjelasan polisi

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Tasikmalaya Ipda Jajang Kurniawan mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kasus tersebut.

"Betul, kami sudah terima laporan dari keluarga korban," ujar Jajang kepada Kompas.com lewat sambungan telepon, Selasa siang.

Jajang mengatakan, telah polisi datang langsung ke rumah Nisa karena kondisi Nisa yang belum pulih usai melahirkan.

Polisi juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Tasikmalaya dalam proses penyelidikan.

Penjelasan Dinkes Tasikmalaya

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat, mengatakan, foto, video, dan catatan medis seorang pasien, tak boleh dipublikasikan. 

Pernyataan ini disampaikan Uus terkait konten foto bayi dari Nisa, yang diunggah di media sosial oleh Klinik Alifa. 

 

"Perlu diketahui oleh semua bahwa apabila itu foto bagian dari catatan medik atau medical record, mulai dari isi, substansi, narasi, termasuk gambar, itu dilindungi oleh undang-undang. Tak boleh keluar atau tak boleh dipublikasikan," jelas Uus kepada wartawan di kantornya, Rabu (22/11/2023). 

Uus menambahkan, dalam kasus ini, pihaknya telah memanggil Klinik Alifa untuk dimintai keterangan sebagai tempat yang dituding tak memberikan pelayanan baik saat persalinan Nisa.

Selain itu, pihak keluarga juga telah menyampaikan keluhan ke dinas kesehatan secara langsung. 

Dinkes Tasikmalaya juga telah meminta keterangan RSUD Soekardjo Tasikmalaya. Rumah sakit ini sebelumnya menjalin komunikasi dengan pihak klinik dan RS Jasa Kartini, yakni lembaga kesehatan kedua yang didatangi pasien usai bayinya dinyatakan meninggal oleh klinik. 

"Hasil tim penyelidikan dinas sudah tersimpulkan dan kami sudah memutuskan untuk membentuk di adhoc majelis yang diberikan waktu 14 hari kedepan. Nantinya akan mengambil keputusan penegakannya dalam kasus ini," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang PPDB 2024, Kadisdik Jabar Dilantik Jadi Pj Bupati Cirebon

Jelang PPDB 2024, Kadisdik Jabar Dilantik Jadi Pj Bupati Cirebon

Bandung
Berkas Dukungan Dikembalikan, Aceng Fikri Ajukan Sengketa Proses Pilkada

Berkas Dukungan Dikembalikan, Aceng Fikri Ajukan Sengketa Proses Pilkada

Bandung
Cerita Jaksa Pergoki Pengunjung PN Bandung Bawa 22 Paket Sabu dan 25 Pil Heximer

Cerita Jaksa Pergoki Pengunjung PN Bandung Bawa 22 Paket Sabu dan 25 Pil Heximer

Bandung
Usai Bunuh Ibu, Pria di Sukabumi Tidur Sambil Pakai Kaus Penuh Bercak Darah

Usai Bunuh Ibu, Pria di Sukabumi Tidur Sambil Pakai Kaus Penuh Bercak Darah

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Sopir Diduga Tak Mau Berhenti

Bandung
Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Pria Ini Datang ke Pengadilan Bandung Sambil Bawa 22 Paket Sabu, Ngakunya Rokok

Bandung
Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bukti Dukungan Kurang, 2 Mantan Bupati Garut Gagal Maju Pilkada 2024

Bandung
Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Siswi SMA Diduga Otaki Perampokan di Bogor, Uang Curian Dibelikan Ponsel

Bandung
Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Jumlah Perceraian di Indonesia Tahun 2023 Capai 463.654 Kasus

Bandung
Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Aksi 3 Siswi SMA Rampok Rumah di Bogor, Gasak Uang Rp 13,8 Juta

Bandung
Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Polda Jabar Bantah Pelaku Kasus Vina Cirebon adalah Anak Polisi

Bandung
Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Sopir Bus Putera Fajar Jadi Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang, Siapa Lagi yang Harus Bertanggung Jawab?

Bandung
Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Keluarga Vina Menanti Polisi Segera Tangkap 3 Pembunuh yang Masih Buron

Bandung
Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Longsor di Bandung Barat, Bey Tunggu Status Tanggap Darurat dari Bupati

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com