Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Cimahi, SBY Nostalgia Masa Hidup Sederhana di Kaki Gunung Bohong

Kompas.com, 12 Januari 2024, 11:02 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

CIMAHI, KOMPAS.com- Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenang masa lalu saat menghabiskan malam di Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis (11/1/2024) malam.

Sudut-sudut kota dan jalanan Cimahi yang khas dengan corak militernya mengingatkan SBY dengan kenangan masa di mana ia dan keluarganya hidup sederhana selama 4 tahun di kota militer itu.

Di bawah kaki Gunung Bohong, SBY menjadi kepala keluarga dengan profesi sebagai TNI Angkatan Darat berpangkat Kapten.

"Saya pernah tinggal di Cimahi sekitar empat tahun dari mulai tahun 1982 sampai 1986, saya tinggal di kaki Gunung Bohong," ungkap SBY di Cimahi, Kamis (11/1/2024) malam.

Baca juga: SBY Habiskan Malam di Cimahi dengan Lagu Koes Plus dan Sate Maranggi

Saat itu, kedamaian Kota Cimahi begitu dirasakan SBY bersama Ani Yudhoyono beserta dua putranya Agus Harimurti Yudhoyono yang masih duduk di bangku SD dan Edhie Baskoro Yudhoyono yang saat itu baru masuk TK.

"Kedua anak saya masih kecil-kecil, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY masih kelas 1,2,3 SD dan adiknya Edi Baskoro Yudhoyono atau EBY itu masih TK dan kemudian naik kelas 1," kata SBY.

Hidup menjadi seorang TNI AD berpangkat rendah dengan penghasilan pas-pasan cukup menjadi tantangan bagi SBY untuk menghidupi dan memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.

Kesederhanaan gaya hidup keluarga SBY itu tergambar dari bagaimana mereka menjalani kesehariannya.

Jangankan mobil, kendaraan roda dua pun tak punya. Sehari-sehari ia selalu memakai angkutan umum untuk bepergian.

"Demikian juga kalau anak-anak mau sekolah, itu juga naik angkutan kota, pengalaman itulah yang saya alami," kenang SBY.

Baca juga: SBY: Janji Muluk Biasanya Tidak Dapat Diwujudkan

Kesederhanaan itu mengajarkan keluarga SBY mengerti cara masyarakat kelas menengah ke bawah yang hidup dengan ekonomi pas-pasan itu tidak mudah.

"Memori (kesederhanaan) itu terus saya bawa saat terus, saya kira bapak ibu masih ingat, waktu saya memimpin Indonesia dengan mandat rakyat melalui pemilihan umum tahun 2004 dulu, maka saya banyak mengembangkan kebijakan dan program-program yang pro golongan tidak mampu," ujar SBY.

Bagi SBY Cimahi bukan hanya sebatas tempat tinggal, di sana ada pengalaman hidup susah yang mengajarkan nilai kesederhanaan dan membuatnya paham bagaimana negara dan pemerintah harus hadir memenuhi hajat hidup orang-orang miskin.

"Itu masa lalu di kota yang indah ini, Kota Cimahi benar kota militer, kota tentara. Saya kira sekarang juga masih, dengan demikian senang sekali saya bisa kembali ke tempat ini," tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau