"Begitu juga dengan uang dan emas, awalnya disimpan di kamar, tapi dipindahkan ke tembok yang roboh ini. Saya simpan di dalam plastik digantungkan, dengan posisi yang tinggi," kata Yani.
Saat sedang mempersiapkan kedatangan banjir, Yani mengaku mendengar suara benturan yang keras dari arah tanggul.
Wajar saja, rumah Yani hanya berjarak 15-20 meter dari tanggul yang jebol. "Dug.. dug.. dug, kayak ada yang membentur gitu," sebut dia.
Tiba-tiba, sambung dia, air melimpah melawati batas tanggul, dan tak lama tanggul pun jebol. Saat itu ia tengah berada di warung bersama anak perempuannya Evira (9) dan Tiara (21).
Begitu air datang, ia tak bisa mendengar suara jerita ketakutan masyarakat, yang dia dengar hanya gemuruh air melibas setiap benda yang ada di depannya.
Baca juga: Kabupaten Bandung Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama 2 Pekan
Saat air semakin tinggi, Yani menggendong Evira di pundaknya dan saling berpegangan dengan Tiara, mereka berusaha mencari jalan keluar.
Sedangkan suaminya, Itan Suhendar (43) berada di bagian depan rumahnya menahan etalase yang terjungkal, akibat terbawa arus air.
"Saya saat itu sudah gelap, bingung dalam hati saya kalau selamat, selamat semua, kalau tak selamat tak selamat semua," kata Yani.
Yani mengatakan, jalan satu-satunya hanya lewat belakang rumah, karena di depan air sudah besar dan material kayu yang terbawa arus sudah menahan pintu keluar.
"Jangankan saya, kayu gelondongan saja dan batu terbawa arus apalagi mausia," lanjut dia.
Di tengah kebingungan, tiba- tiba dinding rumahnya sebelah kanan ini ambruk. "Jadi kami bisa menyelamatkan diri melewati, dinding yang ambruk ini, " kata dia.
Ia merasa, kejadian tersebut merupakan banjir terbesar selama dia tinggal di Kampung Lamajang.
"Banjir kali ini sekaligus besar, airnya datang seperti tsunami, tembok juga sampai roboh. Saat kejadian hanya terpikir untuk menyelamatkan nyawa, " kata dia.
Meski Yani kehilangan harta bendanya, ia tetap bersyukur karena keluarganya selamat.
Awalnya, dia berpikir dengan hilangnya uang dan perhiasan, maka kehidupannya akan terganggu.
"Namun, setelah dipikir kembali, kalau masih rezekinya pasti bisa ketemu, ya alhamdulillah, kalau tidak mungkin bukan rezeki. Semoga bisa mendapatkan yang lebih," kata Yani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.