Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikah Massal Berkonsep Pilpres di Ciamis, Ada Mahkamah Keluarga dan Komisi Pernikahan Umum

Kompas.com - 30/01/2024, 11:59 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Pernikahan massal unik berkonsep "pemilihan presiden (pilpres)" berlangsung di Pondok Pesantren Miftahul Huda 2, Bayasari, Kecamatan Jatinagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (27/1/2024).

Peserta nikah massal ini adalah para santri.

Dalam pernikahan massal ini terdapat dua "lembaga", yakni Mahkamah Keluarga dan Komisi Pernikahan Umum.

Di Mahkamah Keluarga, para peserta nikah massal akan mengikuti "sidang". Dalam "sidang", "hakim" bertanya soal nama, usia, lama berada di pesantren, nama orangtua, asal daerah calon pengantin.

Nantinya, "hakim" akan memutuskan pasangan calon pengantin itu berhak untuk ikut nikah massal atau tidak.

Setelah menjalani "sidang", pengantin akan melakulan akad nikah lalu resepsi di aula pesantren.

Baca juga: Nikah Massal Berkonsep Pilpres di Ciamis, Calon Pengantin Ikut Sidang di MK


Seorang pengurus Ponpes Miftahul Huda 2, M Rizal, mengatakan, gimmick seputar pilpres yang juga ditampilkan dalam nikah massal ini adalah terkait penamaan calon pengantin.

Nama-nama mereka diubah menyerupai nama pasangan calon capres-cawapres, seperti Iim Muhaimin, Dede Baswedan, Rizal Darwanto, dan Husni Pranowo.

Menurut Rizal, plesetan-plesetan itu merupakan hasil ide kreatif santri dan pengurus, di bawah pimpinan umum sebagai pengendali total ponpes. Ide-ide itu didapatkan secara spontan.

"Tujuannya bukan untuk apa-apa. Bentuk improvisasi dari santri dan pengurus," ujarnya, Senin (29/1/2024).

Rizal menuturkan, soal "sidang" Mahkamah Keluarga, hal itu hanyalah gimmick semata.

"Kita lihat di medsos lagi ada ritme sebuah perjalanan peserta pilpres. Kita ambil, itu semata ide kreatif, bukan maksud menyindir. Ide kreatif santri," ucapnya.

Kata Rizal, penamaan "pilpres" dalam nikah massal ini punya akronim tersendiri, yakni Pemilihan Umum Bakal Calon Pengantin Santri.

Baca juga: Konsep Pernikahan Unik, 10 Pengantin Pria Diangkut Mobil Tahanan, Diborgol dan Dikawal Petugas Bersenjata

 

Nikah massal sudah digelar beberapa kali

calon pengantin mengikuti Sidang di Mhkamah Keluarga sebelum ikut nikah massal di Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari, Kabupaten Ciamis.tangkapan layar dari akun Tiktok Matahari Miftahul Huda 2 calon pengantin mengikuti Sidang di Mhkamah Keluarga sebelum ikut nikah massal di Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari, Kabupaten Ciamis.

Rizal menjelaskan, ponpesnya sudah beberapa kali menggelar acara nikah massal. Akan tetapi, pernikahan massal sempat vakum beberapa tahun karena situasi dan kondisi.

Acara nikah massal kembali diselenggarakan sejak empat tahun lalu. Jumlah pesertanya, kata Rizal, terus bertambah tiap tahun.

"Dari dua pasang, kemudian empat, enam, delapan. Terakhir 10 pasang," ungkapnya.

Pada pernikahan massal Sabtu (27/1/2024), diikuti empat pasang pengantin.

"Supaya efisiensi biaya dan waktu, hanya diikuti empat pasang," tuturnya.

Tiap tahunnya, nikah massal dihelat dengan tema berbeda. Karena tahun ini bertepatan dengan pemilihan presiden, maka tema kali ini berhubungan dengan pilpres.

Ide utama nikah massal dengan konsep "Pilpres" ini dicetuskan oleh pimpinan umum dan dewan kiai. Lalu, dikelola dan dikemas oleh tim media dan santri serta pengurus.

Baca juga: Sederet Kisah Pernikahan Unik di Indonesia, Digelar di Goa, Bus, hingga Metaverse

Sementara itu, Ketua Yayasan Pondok Pesatren Miftahul Huda 2 KH Nonop Hanafi membenarkan bahwa pihaknya mengangkat tema "pilpres" dalam nikah massal kali ini.

"Kita desain seperti perhelatan Pilpres, ada Mahkamah Keluarga, Komisi Pernikahan Umum," jelasnya.

Video pernikahan massal berkonsep pilpres ini diunggah ke media sosial TikTok. Kiai Nonop menyebutkan, pemilihan konsep "pilpres" ini untuk mengenalkan santri-santrinya ke khalayak umum.

"Untuk tujuan dari konsep ini, yang pertama semi pengenalan kepada santri dan masyarakat. Kedua, ada juga kritik halus berkaitan dengan Mahkamah Keluarga itu," imbuhnya.

Baca juga: Kisah-kisah Pernikahan Unik, Gelar Akad di Goa dan Bus, hingga Maskawin 1 Liter Minyak Goreng

Sumber: Kompas.comm (Penulis: Candra Nugraha | Editor: Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemkab Bandung Barat Ultimatum Sekolah agar Tak 'Study Tour' ke Luar Kota

Pemkab Bandung Barat Ultimatum Sekolah agar Tak "Study Tour" ke Luar Kota

Bandung
Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Bandung
Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Bandung
Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan 'Study Tour' Imbas Bus Terguling di Ciater

Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan "Study Tour" Imbas Bus Terguling di Ciater

Bandung
Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Bandung
Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bandung
Pilkada Jabar 2024 Dipastikan Tidak Ada Calon dari Jalur Perseorangan

Pilkada Jabar 2024 Dipastikan Tidak Ada Calon dari Jalur Perseorangan

Bandung
Momen Warga Gelar Doa Bersama di TKP Kecelakaan Bus Subang

Momen Warga Gelar Doa Bersama di TKP Kecelakaan Bus Subang

Bandung
Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan 'Study Tour'

Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan "Study Tour"

Bandung
2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

Bandung
Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Bandung
Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Bandung
Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak 'Allahu Akbar'

Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak "Allahu Akbar"

Bandung
Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com