Muhaimin Yakin Menang di Jabar, Jakarta, dan Banten

KOMPAS.com - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, bertemu dengan sejumlah pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten di Kota Serang, Banten, Jumat (2/1/2024).

Dalam kesempatan itu, Muhaimin meyakini bahwa pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, akan menang Pilpres 2024 di Banten.

Menurutnya, suara bagi pasangan Anies-Muhaimin di Banten bakal mencapai 70 persen.

"Alhamdulillah, Banten ini termasuk seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat (Jabar). Kami sudah optimis menang di tiga provinsi ini," kata Muhaimin, Jumat (2/1/2024), dikutip dari TribunBanten.com.

Baca juga: Manifesto Sivitas Akademika Unand Desak Jokowi Tak Gunakan Kekuasaan untuk Kecurangan

Dia menambahkan, suara bagi Anies-Muhaimin di ketiga provinsi tersebut, ditambah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, sudah cukup untuk pasangan tersebut menang pada Pilpres 2024.

"Jabar kuat sekali, DKI (Jakarta) otomatis karena Mas Anies gubernur yang diterima, yang ketiga Banten, perannya luar buasa, ditambah Jawa Timur dan Jawa Tengah, saya rasa cukup untuk menang (Pilpres)," ujar Muhaimin.

Kenaikan tunjangan pensiun

Dalam kesempatan itu, Muhaimin pun menyampaikan keinginannya untuk menaikkan tunjangan pensiun ASN secara bertahap.

"Pensiunan (ASN) ini harus direncanakan kesejahteraannya, supaya APBN kita mencukupi tetapi bertahap, supaya kesejahteraannya semakin meningkat," ucap Muhaimin.

Baca juga: Megawati Bakal Hadiri Kampanye Akbar PDI-P di Wonogiri

Tanggapi kritik civitas akademika kepada Presiden Jokowi

Selain itu, Muhaimin juga menanggapi kritik yang disampaikan oleh sejumlah civitas akademika kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Seperti diketahui, empat universitas melontarkan kritik kepada Jokowi yang dianggap menyalahgunakan wewenangnya pada Pemilu 2024.

Keempat universitas itu adalah Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Andalas.

"Kalau kampus sudah bicara, itu artinya lampu merah. Harus menjadi evaluasi bersama," papar Muhaimin.

"Tidak boleh gegabah mengabaikan, karena kalau tidak, bisa terulang revolusi 98," pungkasnya.