Munculnya orang-orang baru juga mengalihkan pilihan dari tokoh lama, terutama bagi pemilih pemula.
Leo menilai, pemilih pemula, condong memilih calon baru karena citra elite politik lama tidak positif berdasarkan referensi yang mereka dapatkan.
"Sehingga mereka memilih calon yang dianggap positif lebih baru, lebih bersih, lebih baik tidak begitu-begitu saja," kata Dekan FISIP Untirta tersebut.
Faktor lain yang juga memengaruhi adalah pendidikan politik yang sudah terbangun tidak hanya di Lebak, tetapi juga di seluruh Banten.
Munculnya kampus negeri di Banten, kata dia, memberikan dampak positif bagi warga sehingga pilihan politik mereka juga semakin baik.
Dan yang terakhir, adalah manuver politik yang dilakukan oleh Mulyadi Jayabaya terhadap pilihan calon presiden.
Hal ini dinilai oleh warga sebagai tindakan tidak solid sehingga mengubah pilihan masyarakat.
Diketahui, beberapa waktu lalu, Mulyadi Jayabaya mendeklarasikan untuk mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, padahal status dia masih menjadi kader PDI-P.
"Jadi menurut masyarakat ini tidak solid, lebih baik mereka memilih calon baru yang mudah-mudahan bisa memberikan nuansa lebih baru dibanding elite politik sebelumnya," kata Leo.
Leo mengatakan, jika merujuk pada real count KPU, raihan suara masih mungkin berubah, apalagi belum mencapai titik stabil 78 persen.
"Tapi kalau merujuk apa yang telah dilakukan keluarga Jayabaya terhadap rakyat Lebak, nampaknya enggak bergerak ke mana-mana," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.