Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Papajar di Kelenteng Cianjur, Potret Keberagaman Etnis Sambut Ramadhan

Kompas.com - 10/03/2024, 12:45 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Ramadhan tinggal hitungan hari, umat Islam bersiap menyambut ibadah puasa selama sebulan penuh.

Warga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggelar tradisi Papajar, yakni pesta makan bersama sebagai perpisahan makan pada siang hari setiap jelang Ramadhan.

Tradisi ini sudah berlangsung selama turun temurun, biasanya dilakukan anggota keluarga, kerabat dan handai taulan atau warga di satu lingkungan.

Baca juga: Laris Manis Penjualan Kurma Menjelang Ramadhan di Pasar Tanah Abang, Kurma Sukari Paling Dicari

Namun, Papajar kali ini terasa berbeda karena digelar di area Vihara Bhumi Pharsjia Cianjur.

Kegiatan yang digagas Nasi Kuning Babah Alun ini menghadirkan nuansa keberagaman etnis dan semangat toleransi antar umat beragama.

Warga yang datang bisa menikmati aneka makanan dan jajanan, seperti nasi kuning, nasi ayam, bubur ayam, bakso, kudapan, termasuk periksa kesehatan.

Semuanya dibanderol hanya Rp 3.000.

“Seru juga dapat nuansa berbeda papajarnya kali ini. Dari berbagai kalangan, ya. Makanannya juga murah dan enak-enak,” ucap Liliana (28), seorang pengunjung kepada Kompas.com, Sabtu (9/3/2024).

Baca juga: Tradisi Ntek Dulang Ko Masjid dan Mangan Rowa Jelang Ramadhan di Sumbawa

Warga Karangtengah Cianjur ini mengaku selalu menggelar tradisi Papajar setiap jelang bulan puasa. Biasanya “botram” bersama keluarga di rumah atau di tempat wisata.

“Dikasih tahu ada papajar di Kelenteng. Jadi, penasaran makanya ke sini tadi,” ujar dia.

 

Jusuf Hamka, pendiri Nasi Kuning Babah Alun yang turut hadir dalam acara ini mengaku kagum dengan keberagaman yang ditunjukkan warga Cianjur.

“Semua berkumpul ya, umat kristiani, tionghoa, muslim. Kelenteng bisa ikut berpartisipasi, gereja juga. Saya iri sama Cianjur, Indonesia harus seperti Cianjur yang tidak membeda-bedakan,” kata Jusuf di sela acara, Sabtu.

Disebutkan, makanan yang dijajakan berasal dari pedagang kaki lima dan pelaku UMKM. Tujuannya, selain memberdayakan juga untuk melibatkan banyak pihak.

Baca juga: Melihat Tradisi Budaya Padusan Warga Sidowayah Klaten Sambut Ramadhan, Gelar Kirab hingga Berebut Dua Gunungan Hasil Bumi

Jusuf berharap, keterlibatan dari berbagai golongan, antar kalangan bahkan lintas etnis ini bisa mempersatukan semua kalangan.

Terlebih, harga serba Rp 3.000 ini, menurut Jusuf memiliki makna filosofis tersendiri, yakni merujuk sila ketiga Pancasila yakni Persatuan Indonesia.

“Semoga dapat menyatukan semua elemen masyarakat tanpa memandang golongan, suku, etnis, dan agama,” imbuhnya.

Tradisi papajar jelang Ramadhan yang digelar di area kelenteng CianjurKOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Tradisi papajar jelang Ramadhan yang digelar di area kelenteng Cianjur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Serang Petugas SPBU dengan Sajam, Anggota Geng di Bogor Ditangkap

Bandung
Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Pj Gubernur Jabar Minta Orangtua Siswa Laporkan Kecurangan PPDB 2024

Bandung
10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

10 Tahun Menanti, 2 Jemaah Haji Asal Bandung Barat Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

Bandung
Jika PPDB 2024 Curang, Pj Gubernur Jabar: Kadisdik Diminta Mundur

Jika PPDB 2024 Curang, Pj Gubernur Jabar: Kadisdik Diminta Mundur

Bandung
Ditolak Rujuk, Mantan Suami Bakar Mobil dan Rumah Mantan Istri

Ditolak Rujuk, Mantan Suami Bakar Mobil dan Rumah Mantan Istri

Bandung
5 Hari Hilang, Perempuan Ditemukan Tewas dengan Tangan Diikat di Cirebon

5 Hari Hilang, Perempuan Ditemukan Tewas dengan Tangan Diikat di Cirebon

Bandung
Kematian DBD di Kabupaten Bandung Tertinggi Se-Indonesia, Bupati Minta Warga Bersih-bersih

Kematian DBD di Kabupaten Bandung Tertinggi Se-Indonesia, Bupati Minta Warga Bersih-bersih

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Bandung
Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Bandung
KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

Bandung
Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Bandung
Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Bandung
Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Bandung
WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com