Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Tak Optimal, PAD Pantai Selatan Tasikmalaya Kecil

Kompas.com, 16 April 2024, 15:17 WIB
Irwan Nugraha,
Reni Susanti

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Beberapa lokasi wisata di sepanjang Pantai Selatan Tasikmalaya, Jawa Barat, selalu dipadati ribuan wisatawan setiap musim libur Lebaran setiap tahunnya. 

Seperti libur Idul Fitri 2024. Jumlah wisatawan mencapai rata-rata 2.000 orang per harinya ke Objek Wisata Pantai Karang Tawulan.

Angka yang hampir sama terjadi di Pantai Sindangkerta dan Pantai Cipatujah. Namun, tingginya angka wisatawan tak mampu memenuhi target sumber Pandapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata Pemkab Tasikmalaya selama ini. 

Baca juga: Antrean Kendaraan Arus Balik Terjadi di Gentong Tasikmalaya, Jalur Alternatif Singaparna Difungsikan

"Kalau kenaikan jumlah wisatawan tentu tiap tahun, bukan Lebaran tahun ini saja. Kemarin tiap harinya di Pantai Selatan Tasikmalaya per titik itu 2.000-an lebih per harinya. Tapi, kalau ke PAD di sektor wisata justru tak memenuhi target," jelas Sekretaris Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Tasikmalaya, Dodi Ajat Sudrajat kepada Kompas.com di kantornya, Selasa (16/4/2024). 

Dodi menuturkan, selama ini target PAD dari sektor wisata sebesar Rp 2 miliar dan hanya terpenuhi Rp 1 miliar saja tiap tahunnya. 

Pemasukan itu dari pengelolaan 7 objek wisata milik Pemkab Tasikmalaya yakni Wisata Gunung Galunggung, Pantai Karang Tawulan, Pantai Sindangkerta, Pantai Cipatujah, Situ Sanghiyang, Cipanas Cipacing Sukaresik, dan Wisata Religi Pamijahan. 

Baca juga: Jalur Gentong Tasikmalaya Macet Parah, Kendaraan Tak Bergerak 2,5 Jam

Kendalanya selama ini masih belum optimalnya manajemen pengelolaan dengan berbagai kepentingan maayarakat setempat atau pemerintahan desa sekitar wisata. 

"Kita telusuri selama ini memang itu manajemennya belum optimal. Masyarakat sekitar masih ada kepentingan yang tak sesuai dengan manajemen. Misal, kemarin viral di Karang Tawulan ada sewa tikar mahal, tiket jadi mahal saat liburan. Padahal itu tak masuk ke pemerintah daerah," kata Dodi.

Ditawarkan Pengelolaan ke Swasta

Untuk itu, Disparpora Kabupaten Tasikmalaya berencana menyerahkan pengelolaan sektor wisata ke pihak swasta dengan sistem bagi hasil atau sewa. 

Ini seperti Kabupaten Pangandaran. Setela bekerjasama dengan swasta, PAD meningkat dan pelayanan ke pengunjung berjalan optimal. 

"Optimalkan pendapatan (PAD) akan dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Syaratnya siap berkontribusi untuk menambah PAD lebih dari saat ini. Contoh Karang Nini (Pangandaran) dulu PAD kecil, tapi dikerjasamakan dengan Sari Ater jadi meningkat," tambah Dodi.

Bagi para investor yang berminat untuk bekerjasama, bisa mengikuti lelang resmi. 

Selain itu, Pemkab Tasikmalaya sangat membutuhkan perbaikan infrastruktur dengan mengajukan bantuan ke provinsi dan pusat. 

Terlebih wilayah Pantai Selatan Tasikmalaya didukung infrastruktur jalan nasional yang mulus dan besar. 

"Misalkan kita butuh buat Karang Tawulan Rp 30 miliar lagi. Terus Galunggung sampai Rp  20 miliar lagi. Kita upayakan terus," pungkasnya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Pencarian Korban Longsor Arjasari Resmi Dihentikan, Dilanjutkan Relawan Tiga Hari
Pencarian Korban Longsor Arjasari Resmi Dihentikan, Dilanjutkan Relawan Tiga Hari
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau