BANDUNG, KOMPAS. com - Memasuki usia ke 383 tahun, Kabupaten Bandung masih belum memiliki solusi yang nyata terkait problem pengelolaan sampah.
Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Sugianto mengatakan, pada 20 April nanti Kabupaten Bandung genap berusia 383 tahun.
Seharusnya Pemkab Bandung sudah bisa menyelesaikan masalah sampah. Namun, saat ini justru sebaliknya, sampah banyak menumpuk di pinggir jalan.
"Volume sampah Kabupaten Bandung sangat tinggi, memerlukan solusi nyata dari pemerintah," kata Sugianto dalam percakapan per telepon, Kamis (18/4/2024).
Kondisi itu, semakin diperparah dengan adanya pembatasan kuota pembuangan sampah ke TPS Sarimukti.
Baca juga: Jam Operasional TPA Sarimukti Bandung Berubah Selama Ramadhan dan Lebaran
"Kami mendorong agar Pemkab Bandung memberikan pelayanan publik dari sisi persampahan," terangnya.
Tak hanya meningkatkan pelayanan saja, Sugianto meminta Pemkab Bandung untuk melaksanakan kegiatan edukasi yang tepat kepada masyarakat agar permasalahan sampah bisa diminimalisasi.
Sementara, Bupati Bandung Dadang Supriatna menyebut, sampah merupakan bagian dari keseharian masyarakat.
Dadang Supriatna menyebut, sampah adalah konsekuensi dari kebutuhan hidup masyarakat.
"(Sampah) tentu semua konsekuensi dari kebutuhan hidup kita," kata Dadang Supriatna yang ditemui di Soreang.
Apalagi, kata Dadang Supriatna, selama bulan suci Ramadhan lalu, aktivitas konsumsi masyarakat meningkat.
"Itu aktivitas konsumsi masyarakat meningkat sehingga dampaknya penumpukan sampah yang bertambah,” kata dia.
Baca juga: Parah, Pencemaran Air Lindi di TPA Sarimukti Ganggu Mutasi Genetik Hewan Air
Meski tak menyebutkan jumlah, Dadang membenarkan bahwa saat Hari Raya Idul Fitri produksi sampah di Kabupaten Bandung meningkat terutama di jalur mudik dan wisata.
“Tentu ini harus dijawab secara produktif," ujar dia.
"Makanya kami selama bulan Ramadhan dan selama Hari Raya Idul Fitri, ada sejumlah unit yang disiapkan untuk meminimaliasi tumpukan sampah, terutama di tempat yang tidak seharusnya,” kata Dadang.