Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Kompas.com - 25/04/2024, 07:57 WIB
Farida Farhan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

KARAWANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang mencatat 655 kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Karawang selama Januari-April 2024. Dari jumlah itu, dua anak meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Karawang, Yayuk Sri Rahayu merinci, kasus DBD pada Januari sebanyak 141 kasus, Februari 124 kasus, Maret 233 kasus dengan 2 kasus meninggal dunia, dan April 157 kasus.

"Meninggal ada 2, usia 5 tahun dan 13 tahun. 5 tahun di daerah Purwasari dan 13 tahun di daerah Jomin," ungkap Yayuk saat di kantor Dinkes Karawang, Rabu (24/4/2024).

Baca juga: Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Yayuk mengatakan, menilik dari kronologisnya, kedua anak tersebut masuk rumah sakit sudah agak terlambat. Sehingga keduanya meninggal di rumah sakit.

Sehingga, Yayuk meminta masyarakat waspada lantaran orang yang terkena kasus DBD akan mengalami masa krisis pada hari ke 5 sampai ke 7.

"Apabila terlambat ditangani, maka bisa tidak tertolong," tutur Yayuk.

Baca juga: Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Untuk menurunkan jumlah kasus, pihaknya mengajak masyarakat menerapkan PSN 3M Plus alias Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara menutup penampungan air, membersihkan penampungan air, dan memanfaatkan atau mengubur barang-barang bekas.

"Intinya pemberantasan sarang nyamuk ini yang kami utamakan, dengan menerapkan PSN 3M Plus dibarengi gerakan 1 rumah 1 jumantik (juru pemantau jentik). Pada Minggu ini, hari Jum'at, insyaallah akan ada gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk," beber Yayuk.

Dinkes Karawang juga menyelidiki epidemiologi (PE). Dari penyelidikan tersebut, sebanyak 37 lokus dilakukan pemberantasan menggunakan fogging.

"Penyelidikan epidemiologi (PE) itu kami akan survei dan lihat apakah di radius 100 meter dari lokus kasus positif itu ada kasus yang sama, adakah jentik nyamuk. Ketika (PE) nya positif maka dilakukan fogging untuk memberantas nyamuk-nyamuk dewasa," ujar Yayuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com