Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penjual Cilok, Keliling Bersihkan Toilet Masjid secara Sukarela

Kompas.com, 10 Mei 2024, 18:10 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Viral di media sosial, video seorang pemuda sedang bersih-bersih toilet dan tempat wudu di masjid.

Berkat aksi pemuda itu, toilet dan tempat wudu yang mulanya kotor, menjadi bersih.

Pria tersebut bernama Muhammad Cecep Abdullah. Kegiatan bersih-bersih masjid itu ia unggah di media sosialnya.

Cecep merupakan penjual cilok dan tahu gejrot di Sukabumi, Jawa Barat. Sebagian hasil jualan penganan tersebut dipakai membeli sabun untuk membersihkan masjid.

"Dari modal itu enggak banyak, Rp 5.000 Cecep belikan sabun," ujarnya, Jumat (10/5/2024), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Baca juga: Viral, Pencurian Bermodus Pura-pura Jadi Tamu Syukuran Pengajian di Kota Bandung

Untuk alat penggosoknya, Cecep menggunakan sikat WC dan sikat kawat.

"Alatnya itu alat rumah saja, seperti sikat WC rumah, sikat kawat yang ada di rumah. Soalnya belum mampu beli alat-alat yang mewah," ucapnya.

Ia mengatakan, aksi ini didasari kecintaannya pada kebersihan.

"Cecep senang dengan kebersihan. Kalau ngeliat kebersihan, orang-orang jadi bahagia. Kedua, supaya masyarakat bisa peduli dengan kebersihan," ungkapnya.

Hingga kini, Cecep sudah mendokumentasikan enam kegiatan membersihkan toilet masjid.

"Kalau dihitung berapa banyak (toilet masjid yang dibersihkan), insya Allah udah banyak. Cuma kalau dikontenin, ada 6. (Jumlahnya) wallahualam," tuturnya.

Baca juga: Viral, Unggahan Aksi Pembegalan Tukang Pijit di Cicalengka, Polisi Tegaskan Murni Kecelakaan

Bersihkan masjid sejak 2012


Bapak dua anak ini sudah melakukan aksi bersih-bersih masjid sejak 2012, atau saat ia berusia 14 tahun. Di tahun itu, Cecep merantau ke Jakarta.

Di masa-masa awal perantauannya, Cecep belum memiliki pekerjaan. Ia pun terpaksa tinggal di masjid. Sewaktu tinggal di masjid, Cecep berinisiatif membersihkan toiletnya.

Cecep akhirnya mendapat pekerjaan di sebuah toko herbal. Cecep menyisihkan sebagian gajinya untuk membeli sikat kawat.

"Sikat kawat itu selalu Cecep bawa. Setiap cecep shalat, enggak harus temboknya, kalau misal ada gayung yang kotor, Cecep bersihin," jelasnya.

Karena ketekunannya itulah, Cecep juga dipekerjakan di sebuah mushala.

Baca juga: Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Viral di media sosial, video seorang pemuda sedang bersih-bersih toilet dan tempat wudu di masjid.  Pria itu benama Muhammad Cecep Abdullah, seorang penjual cilok di Sukabumi.
Tangkapan layar YouTube Kompas TV Viral di media sosial, video seorang pemuda sedang bersih-bersih toilet dan tempat wudu di masjid. Pria itu benama Muhammad Cecep Abdullah, seorang penjual cilok di Sukabumi.

Singkat cerita, Cecep pulang kampung ke Sukabumi. Bermodal hasil kerja di tanah rantau, Cecep buka usaha berjualan cilok dan tahu gejrot.

Istri Cecep, Iltap Ilpanti, mengatakan, suaminya bersih-bersih masjid pada pagi hari.

"Dari pagi sampai siang bersih-bersih masjid. Dari ashar sampai jam 9 malam jualan tahu gejrot dan cilok," terangnya saat diwawancara di rumahnya.

Baca juga: Video Viral Begal Bersenjata Beraksi Siang Bolong di Cimahi

Viralnya video aksi Cecep membersihkan toilet masjid, membuat Iltap terharu.

"Begitu tahu (videonya) meledak viral, alhamdulillah senang dan terharu," tandasnya.

Kini, dengan viralnya video tersebut, Cecep mengajak masyarakat agar semakin peduli dengan kebersihan, khusunya di masjid.

Baca juga: Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau