Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P, PKS, dan PPP, Bahas Calon Gubernur Jabar, Muncul Nama Susi

Kompas.com, 21 Juni 2024, 21:31 WIB
Putra Prima Perdana,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS. com - DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, DPW Partai Keadilan Sejahtera Jawa Barat dan DPW PPP Jawa Barat kembali melakukan komunikasi politik untuk membahas Pilkada Jawa Barat 2024 mendatang.

Plt Ketua DPW PKS Jawa Barat, Iwan Suryawan mengatakan, salah satu pembahasan dalam pertemuan antara tiga partai politik tersebut salah satunya adalah memunculkan usulan nama-nama Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Barat yang dianggap bisa memenangi Pilkada Jawa Barat.

"Kami dari PKS, PDI Perjuangan dan PPP kita mencoba untuk berdiskusi menjalin kesepemahaman bagaimana memberikan kontribusi positif untuk Jawa Barat."

"Jawa Barat punya stok pemimpin cukup banyak seperti dari PKS ada Pak Haru Suandharu, dari PDI Perjuangan ada Pak Ono Surono, dan dari PPP ada Pak Pepep, dan Pak UU Ruzhanul Ulum."

Demikian kata Iwan dalam konferensi pers seusai pertemuan di Kafe Delapan Padi, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/6/2024).

Baca juga: Susi Pudjiastuti, Sandiaga Uno, dan Bey Machmudin Jadi Incaran untuk Pilkada Jabar 2024

Di tempat yang sama, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono menambahkan, tidak hanya dari kader-kader internal ketiga partai saja, bahkan, sejumlah nama politisi beken kelas nasional pun mencuat.

"Kami juga membuka radar politik kami untuk figur-figur yang telah berkontribusi untuk Bangsa dan Negara yang layak kami pertimbangkan, ada Ibu Susi Pudjiastuti, Pak Sandiaga Uno, dan Pak Bey Machmudin (Pj Gubernur Jawa Barat)," kata Ono.

Ono menjelaskan, munculnya ketiga nam tersebut menjadi salah satu strategi melawan sejumlah tokoh politik Jabar yang memiliki tingkat elektabilitas tertinggi dalam sejumlah survei.

Sebutlah mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang akan diusung oleh Partai Golkar dan Dedi Mulyadi yang berpotensi diusung oleh Partai Gerindra.

Baca juga: Alasan PDI-P Lirik Susi Pudjiastuti untuk Pilkada Jabar 2024

"Kami menghadapi Ridwan Kamil yang surveinya tertinggi. Ada juga Dedi Mulyadi yang surveinya kedua."

"Kalau parameternya harus punya popularitas dan elektabilotas yang menurut survei tinggi, kami akan rembukan. Intinya Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur harus milik bersama, " ujar Ono.

Ditanya soal komitmen koalisi, Ono mengatakan, hasil pertemuan ini akan dilaporkan ke DPP Partai masing-masing untuk ditindaklanjuti.

Jika direstui, maka ketiga partai ini akan segera membangun komitmen tertulis untuk berkoalisi di Pilkada Jawa Barat baik tingkat provinsi maupun di tingkat Kabupaten Kota.

"Ini proses yang harus kami lakukan yang ujungnya tandatangan bareng. Kami akan memberikan rekomendasi Cagub Cawagub ke DPP, dan pasti kami akan melaporkan ke DPP masing-masing. Tetap keputusan ada di DPP, " tandas dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau