Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Rumah Dinas Bupati Bandung, Raffi Ahmad: Tunggu Tanggal Mainnya

Kompas.com, 1 Juli 2024, 19:15 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Artis sekaligus pengusaha, Raffi Ahmad, berkunjung ke rumah dinas Bupati Bandung, Dadang Supriatna, di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar), pada Senin (1/7/2024) sekitar pukul 09.30 WIB.

Dalam kunjungannya itu, Raffi datang bersama istrinya, Nagita Slavina, adiknya, Syahnaz Shadiqah, serta adik iparnya, Ritchie Ismail alias Jeje Govinda.

Dadang pun mengucapkan terima kasih atas kedatangan Raffi Ahmad serta keluarganya ke Kabupaten Bandung. Dia mengaku, Raffi adalah tamu istimewa.

"Tentunya ini (kunjungan Raffi Ahmad sekeluarga) merupakan suatu energi tambahan yang sangat luar biasa untuk terus memberikan semangat demi terwujudnya Kabupaten Bandung yang semakin Bedas," kata Dadang, dikutip dari TribunJabar.id.

Dadang juga tidak menampik dalam pertemuan itu, dia dan Raffi Ahmad membahas isu-isu politik terkait Pilkada 2024.

Baca juga: Sosok Pemutilasi di Garut, Warga Tak Menyangka Pria Itu Berbuat Sadis

"Beliau adalah salah satu yang ditugaskan DPP PAN untuk menyamakan persepsi di Pilkada 2024," ujar Dadang.

"Tentunya ada pembahasan (politik) juga karena Jeje (Govinda) juga akan maju di (Kabupaten) Bandung Barat, jadi salah satu bahasan adalah," sambungnya.

Namun Dadang memastikan bahwa Raffi Ahmad akan membantunya dalam Pilkada Kabupaten Bandung 2024, meski bukan sebagai calon Wakil Bupati Bandung.

"Sebagai relawan untuk membantu saya dalam Pilkada," papar Dadang.

"Jadi murni dalam hatinya (Raffi Ahmad) ingin membantu saya, mendorong saya, untuk memenangkan Pilkada 2024, dan menyatakan dukungannya secara langsung," jelasnya.

Baca juga: Dugaan Korupsi, 3 Mantan Gubernur Riau Diperiksa Bareskrim

Menurutnya, saat ini dia belum memiliki sosok yang akan mendampinginya pada Pilkada mendatang.

"Untuk wakil tetap kami serahkan ke partai koalisi," tandasnya.

"Tunggu tanggal mainnya"

Sementara itu, Raffi Ahmad enggan menjelaskan lebih lanjut perihal tujuan kedatangannya ke rumah Bupati Bandung, Dadang Supriatna.

Akan tetapi, Raffi seolah memberi sinyal bahwa dia memberikan dukungan kepada Dadang untuk kembali maju sebagai calon Bupati Bandung pada Pilkada mendatang.

"Tahu dong (maksudnya menemui Dadang Supriatna). Tunggu tanggal mainnya saja, yang penting sudah tahu kalau saya ada di sini," ucap Raffi.

Baca juga: Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Distro Anti Mahal Jadi Saksi Mahkota

"Bedas itu, lanjutkan," imbuhnya.

Raffi mengaku kerap berdiskusi dengan Dadang yang sosoknya telah diketahuinya sejak lama.

"Saya juga darah (asal) Bandung, tinggal di Jabar, di Bandung, sudah lama mendengar nama beliau. Banyak gagasan beliau, sebagai junior saya ingin banyak belajar jiwa kepemimpinan dari Kang DS (Dadang Supriatna)," ungkapnya.

Raffi mengatakan, dia pun menasihati Jeje Govinda yang juga hendak maju pada Pilkada 2024 untuk belajar dari Dadang.

"Saya bilang (kepada Jeje), kalau mau belajar (politik) sama kang DS," tutur Raffi.

Baca juga: TKI Asal Malang yang Tewas di Jepang Belum Bisa Dipulangkan, Ini Alasannya

Terkait kemungkinan maju sebagai calon Wakil Bupati Bandung, Raffi menyampaikan bahwa hal itu merupakan ranah partai koalisi.

"Kalau saya ini masyarakat dan relawan saja," bebernya.

Dukungan partai untuk Dadang Supriatna

Sejumlah partai politik telah menyatakan dukungannya bagi Dadang Supriatna untuk kembali maju pada Pilkada 2024.

Sejumlah partai itu yakni PKB, Partai Gerindra, Nasdem, Demokrat, dan yang terbaru adalah PAN.

Baca juga: Didatangi Warga, Pria Diduga ODGJ Pelaku Mutilasi di Garut Tersenyum dari Balik Jeruji Besi

Ketua Tim Pilkada DPD PAN Kabupaten Bandung, Aap Salapudin menegaskan, pihaknya memberi dukungan bukan karena Dadang sebagai petahana.

"Terbukti dengan banyak indikator, terutama jejak politik beliau, dari kades, KNPI, (Anggota) Dewan. Terbukti dengan hanya 3,5 tahun, beliau sudah banyak mendapatkan penghargaan," urainya.

"Artinya, itu yang menjadi objektivitas kami untuk memilih pemimpin ke depan," pungkasnya, Senin (1/7/2024).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau