Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Cerita Kedekatan Megawati dengan Hamzah Haz

Kompas.com, 24 Juli 2024, 23:19 WIB
Afdhalul Ikhsan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Keluarga menceritakan kedekatan almarhum Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz dengan Ketua Umum PDI-P sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

Seperti diketahui, Hamza Haz merupakan wakil presiden pendamping Megawati saat menjabat sebagai presiden pada tahun 2001-2004. 

Baca juga: Cerita SBY Mengenang Hamzah Haz

Istri ketiga Hamzah Haz, Soraya Hamzah Haz, mengatakan, keduanya merupakan sahabat baik.

Megawati, kata Soraya, sering mengirimkan makanan ke rumah  dan menengok Hamzah Haz ketika sakit.

"Sangat dekat sekali mereka. Bu Mega belum bisa menengok karena lagi ada urusan kerjaan mungkin," ucap Soraya usai pemakaman Hamzah Haz secara kenegaraan di komplek pemakaman keluarga di Yayasan Al-Ikhlas, Desa Jogjogan, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/7/2024).

Baca juga: BERITA FOTO: Prosesi Pemakaman Hamzah Haz di Bogor

Soraya menyebut banyak yang peduli dengan Hamzah Haz semasa hidup.

Para kolega yang terdiri dari pejabat dan rekan politisi dari PPP sering bersilaturahmi.

"Oh iya, sampai sekarang pun dari kolega-koleganya baik dari PPP, Bapak Harum namanya, suka dikirim makanan, sakit pun ditengok, beliau (Megawati) juga nengok. Mereka peduli, para pejabat-pejabat peduli sekali dengan Bapak (Hamzah Haz)," ucapnya.

Baca juga: Megawati Tak Datang ke Rumah Almarhum Hamzah Haz, Diwakilkan Ahmad Basarah

"Bapak sudah tidak aktif lagi untuk berjalan ke mana-mana. Acara apa pun Bapak tidak bisa hadir lagi karena kondisi sudah lanjut usia," katanya.

Soraya mengatakan, nama suaminya harum karena kebaikan dalam membangun daerah tertinggal, salah satunya Bogor.

"Pak Hamzah Haz lahannya luas sekali di sini (Bogor) dan ini masjid yang beliau bangun, lalu sekolah perawat yang sudah berdiri lama dan untuk membantu masyarakat," ungkapnya.

Kondisi kesehatan

Soraya lalu bercerita tentang riwayat kesehatan Hamzah Haz. Adapun sang suami sudah cukup lama sakit di bagian kaki.

Hamzah Haz bahkan sudah lama tidak bisa ke masjid, sehingga dia terpaksa shalat di rumah.

"Suami saya sakitnya memang sudah lama dari kakinya. Sudah lama tidak ke masjid, shalatnya di rumah. Dalam satu minggu sehat, kemarin aja cuma karena Bapak kekurangan garam jadi lemas gitu, mungkin karena usia juga," terangnya.

Sebagai informasi, Hamzah Haz meninggal dunia pada Rabu (24/7/2024) pukul 09.30 WIB di kediamannya di Tegalan, Mampang Jakarta Selatan. 

Hamzah Haz meninggal pada usia 84 tahun. Dia lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 15 Februari 1940.

Selain sebagai wapres, Hamzah Haz juga dikenal sebagai mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau