BANDUNG, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan bakal memaksimalkan peran Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat menjadi hub logistik dengan kapasitas besar.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pengembangan kedua pelabuhan tersebut sebagai hub logistik diyakini bisa memangkas biaya logistik.
Menurut dia, saat ini biaya logistik Indonesia masih terbilang tinggi. Kondisi ini terjadi karena produk dalam negeri yang akan diekspor ke negara di luar Asia harus mampir di pelabuhan Singapura dan Malaysia.
"Saat itu tak kan terjadi ke Singapura dan Malaysia. Melainkan direct call langsung ke Amerika dan Cina."
Demikian ujar Budi dalam kegiatan seminar nasional Peningkatakan Kinerja Logistik di Indonesia di Aula Barat, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Kamis (25/7/2024).
Baca juga: Jokowi Ingin Pelabuhan Patimban Jadi Hub Besar Produksi Otomotif
Budi menerangkan, dalam jangka pendek, pengiriman barang ekspor melalui pelabuhan di Singapura dan Malaysia cukup menguntungkan.
Namun, dalam jangka panjang hal tersebut akan berdampak pada tingginya biaya logistik. Mengingat jumlah barang-barang ekspor dari Indonesia sangat banyak.
"Kalau minerba mereka tidak bisa menyaingi kita. Tapi kalau kontainer kita harus pikirkan dalam-dalam," kata Budi.
Namun demikian, Budi mengaku belum bisa menyebut angka pasti penurunan biaya losgitik bila kedua pelabuhan tersebut sebagai hub logistik berkapasitas besar.
Saat ini, volume pelayanan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok sekitar 7-8 juta TEUs. Tetapi jika bisa dimaksimalkan hingga 10-15 juta TEUs maka akan berdampak positif pada pertumbuhan logistik Indonesia.
"Pertumbuhan indeks logistik kita pesat. Sebaliknya mengurangi kompetitor kita Singapura dan Malaysia. Jangka pendek harus kita tekan, jadikanlah Priok dan Patimban jadi hub," sebut Budi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang