BANDUNG, KOMPAS.com - Warga Kabupaten Bandung mengeluhkan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi jenis Pertamax.
Harga Pertamax saat ini menjadi Rp 13.700 per liter naik Rp 750 per liter dari harga sebelumnya Rp 12.950 per liter.
Agi (33) salah seorang pegawai swasta yang kerap mengisi bahan bakar jenis Pertamax untuk sepeda motornya mengatakan, kebijakan menaikkan harga Pertamax tidak berpihak pada pekerja seperti dirinya.
Baca juga: Harga Pertamax Naik, Warga Serang: Pendapatan Tetap, Pengeluaran Terus Meningkat
Dia menyebut, harga Pertamax yang dulu, sambung dia, cukup untuk penghasilan pegawai swasta sepertinya.
"Awalnya saya pakai Pertalite, cuma ternyata Pertalite lebih cepat habis, makanya saya ganti Pertamax, dibilang irit justru lebih irit. Sebelum naik, soal harga dari Pertalite ke Pertamax alhamdulillah, saya gak jadi masalah," kata Agi ditemui di SPBU Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (12/8/2024).
Baca juga: Pertamina Jambi Selidiki Kebocoran Pipa yang Sempat Macetkan Jalan
Alasan lain Agi memilih Pertamax, lantaran beberapa bengkel tempat dia service motor merekomendasikan agar bahan bakar motor menggunakan Pertamax.
Selain itu, antrean di SPBU khusus Pertamax, lebih lengang dari pada Pertalite.
"Terus Pertamax ngantrenya juga enggak panjang, kalau yang kerja kaya saya butuh on time ya saya lebih milih Pertamax. Heran kenapa harus dinaikan lagi," tuturnya.
Agi berharap pemerintah melakukan kroscek terhadap kondisi masyarakat saat ini. Ia meyakini, masyarakat punya pilihan sendiri terkait bahan bakar apa yang akan digunakan untuk kendaraannya.
"Ya tadi sesuai kantong lah, bukan tidak mempertimbangkan kualitas, tapi sesuai pendapatan, kalau saya enggak setuju sih dinaikan lagi hargnya Rp 12.950 itu sudah oke," ujar Agi.
Hal senada disampaikan salah seorang pengemudi ojek online Muhamad Yugha (30). Dia mengatakan, kenaikan harga Pertamax, kembali membuat masyarakat kecil seperti dirinya semakin terbebani.
Dia mengaku, menggunakan Pertamax sudah sejak 3 tahun lalu.
Naiknya harga Pertamax, tak sesuai dengan pendapatan seorang driver online. Menurutnya, penghasilan driver ojek online tidak sebanding dengan pendapatan orang-orang kantoran.
"Gini saya bukan pekerja kantoran, gak punya gaji bulanan. Motor itu nyawa buat saya, saya milih Pertamax sejak dulu karena supaya mesin motor juga terjaga, artinya ada banyak pertimbangan, terus kenapa mesti naik lagi," kata Yugha.
Jika menggunakan BBM Pertalite, Yugha mengaku mengisi BBM hampir dua atau tiga kali lipat, tergantung dari jarak pemakaian kendaraan.