CIANJUR, KOMPAS.com - Sudah dua bulan Mansa (8), Nadia (8), dan teman-temannya menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa fasilitas meja dan kursi.
Keterbatasan sarana prasarana yang ada memaksa murid kelas 2 SD Negeri Sukaluyu 1, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini melantai.
Menjalani kegiatan belajar selama berjam-jam beralas lantai keramik yang dingin tentu bukan tanpa kendala, Mansa dan murid yang lain kerap merasa pegal dan tidak jarang kesemutan.
Baca juga: Pengeras Suara Masjid Dipakai untuk Gantikan Sirene Tsunami di Pesisir Cianjur
Selain itu, kondisi ruangan yang sempit dan berdebu membuat suasana belajar semakin tidak nyaman.
"Pingin ada bangku, ada meja, suka pegal soal. Kelasnya juga maunya dibagusin," ucap Mansa ditemui di kelasnya, Senin (26/8/2024).
Dikatakan, ia kadang kebagian alas tikar atau terpaksa harus duduk di ubin keramik yang dingin. Kondisi selama belajar pun diakui Mansa kurang nyaman.
"Pingin ada bangkunya, tapi kan kelasnya juga kecil (sempit)," sahut Nadia.
Wali Kelas 2 SDN Sukaluyu 1 Sanuyah mengatakan, kondisi ini sudah berjalan selama tiga tahun. Keterbatasan ruang kelas memaksa proses belajar dilaksanakan di lokal bekas ruang guru ini.
"Karenanya seperti ini (belajar di lantai), kalau pun dipaksakan pakai bangku tidak memungkinkan, ruangannya sempit, karena jumlah muridnya ada 28 orang," kata Sanuyah kepada Kompas.com, Senin.
Baca juga: Kelas Rusak, Siswa SDN Ciaripin Sukabumi Belajar di Panggung Sekolah
Disebutkan, kondisi ini berdampak terhadap efektivitas belajar mengajar peserta didik. Selain tidak tertib dan kurang kondusif, juga dirasakan tidak nyaman.
"Kalau anak-anak sudah berkeluh kesah, ya kita sebagai guru hanya bisa menyemangati supaya mau tetap belajar," ucapnya.