Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran KPU jika Pilkada Ciamis Melawan Kotak Kosong...

Kompas.com, 27 Agustus 2024, 15:38 WIB
Candra Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com - Pilkada Kabupaten Ciamis diperkirakan hanya akan diikuti oleh calon tunggal, yang kemungkinan besar adalah pasangan Herdiat Sunarya-Yana D Putra.

Hal ini terjadi setelah 10 partai politik di DPRD Ciamis mengusung pasangan tersebut untuk Pilkada pada 27 November nanti.

Komisioner KPU Kabupaten Ciamis, Divisi Sosialisasi dan SDM, Muharam Kurnia Drajat, menjelaskan bahwa KPU menerima berapa pun calon yang mendaftar tanpa mempengaruhi jumlah kandidat.

"Terkait satu pasangan calon, KPU menerima berapapun calon yang mendaftar. Kita tidak dalam posisi menentukan atau mempengaruhi harus berapa calon yang mendaftar," ungkap Muharam saat ditemui di kantornya, Selasa (27/8/2024).

Baca juga: Semua Partai Dukung Herdiat-Yana, Pilkada Ciamis Lawan Kotak Kosong

Mekanisme pilkada dengan calon tunggal

Menurut Muharam, mekanisme Pilkada dengan calon tunggal sama seperti Pilkada dengan lebih dari satu calon, hanya saja dalam surat suara akan ada pilihan untuk kotak kosong.

"Pemilih silakan mau pilih pasangan calon yang mendaftar atau kotak kosong," jelas Muharam.

Debat kandidat juga tetap akan berlangsung, namun acara debat hanya akan diisi dengan penyampaian visi dan misi oleh panelis.

"Panelis yang akan menggali lebih jauh terkait visi misi calon tersebut," tambahnya.

Implikasi jika kotak kosong menang

Muharam menjelaskan bahwa jika kotak kosong menang dalam Pilkada, pemerintahan daerah untuk lima tahun ke depan akan dipimpin oleh seorang penjabat kepala daerah.

"Dalam klausul di Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tercantum kalau misalnya kotak kosong menang, maka nantinya kepala daerah dipilih pada pilkada selanjutnya. Kalau sekarang pilkada, (pilkada) selanjutnya di 2029," terangnya.

KPU Ciamis khawatir partisipasi pemilih akan menurun jika terjadi Pilkada dengan calon tunggal.

"Itu justru dikhawatirkan," sebut Muharam.

Menurutnya, partisipasi pemilih di Ciamis dalam Pilkada biasanya lebih rendah dibandingkan pemilu. "Itu di Ciamis seperti itu.

Dengan beberapa calon, partisipasi (di pilkada) selalu lebih rendah dari pemilu. Apalagi jika hanya satu calon," jelas Muharam.

Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa masyarakat akan berpikir "ngapain ke TPS, karena calonnya hanya satu dan pasti menang."

Menurutnya, ada persepsi di kalangan masyarakat bahwa jika hanya ada satu pasangan calon, maka pasangan itu otomatis akan menang. Padahal, kata Muharam, pemilih masih memiliki pilihan untuk memilih kotak kosong.

Baca juga: Pilkada Ciamis Terancam Lawan Kotak Kosong, Parpol Dianggap Gagal Munculkan Kader

Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan partisipasi pemilih, KPU Ciamis akan mengadakan sosialisasi secara massif. Selain itu, KPU juga mendorong PPK dan PPS untuk menyosialisasikan Pilkada kepada warga.

"Kita punya rencana di semua kecamatan akan dilakukan sosialisasi secara gebyar. Supaya warga tahu bahwa 27 November adalah hari pencoblosan pilkada 2024," jelas Muharam.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau