Editor
KOMPAS.com - Di tengah tingginya kabar soal potensi gempa Megathrust, kunjungan wisatawan ke Pangandaran, Jawa Barat (Jabar), tetap stabil pada akhir pekan panjang kali ini.
"Alhamdulillah, data kunjungan wisata di (Pangandaran) momen long weekend tetap stabil," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, Nana Sukarna, Minggu (15/9/2024), dikutip dari TribunJabar.id.
"Meski ada isu Megathrust, kunjungan wisatawan di long weekend ini tidak ada penurunan. Jika dibandingkan kunjungan wisata sebelumnya, tetap stabil," sambungnya.
Pada Jumat (13/9/2024), Nana mengungkapkan, 6 destinasi wisata di Kabupaten Pangandaran dikunjungi 2.753 wisatawan.
Kemudian pada Sabtu (14/9/2024), lanjutnya, jumlah pengunjung meningkat menjadi 10.920 orang.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,3, Warga Sukabumi Berhamburan Keluar Rumah
Sementara pada hari ini, Minggu (15/9/2024), jumlah pengunjung yang datang sebanyak 5.947 orang.
"5.947 pengunjung ini tercatat masuk ke tempat wisata mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Paling banyak kunjungan itu Pantai Pangandaran," bebernya.
Meski begitu, dia mengakui bahwa okupansi hotel di kawasan wisata Pangandaran mengalami penurunan pada momen long weekend kali ini.
"Per tanggal 13 September kemarin saja hanya 13 persen, per tanggal 14 September cuma sekitar 19 persen pengunjung yang menginap di hotel," ungkapnya.
Data tersebut, jelasnya, menunjukkan bahwa banyak wisatawan yang datang ke destinasi wisata di Pangandaran pekan ini tidak menginap.
Baca juga: Sukabumi Diguncang Gempa Magnitudo 5,3 dan Tak Berpotensi Tsunami
"Jadi, sekarang ini banyak wisatawan yang berkunjung ke kita (Pangandaran) terus pulang lagi (tidak menginap)," tandasnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), telah menyoroti dua wilayah yang berpotensi gempa megathrust, yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Zona megathrust segmen Selat Sunda sebagian terbentang di Selatan Jawa-Bali, sementara zona megathrust Mentawai-Siberut di barat Sumatera.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyatakan, gempa megathrust di kedua zona tersebut tinggal menunggu waktu.
Pasalnya, para ahli menduga, kedua zona megathrust tersebut merupakan zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.
Baca juga: Memburu Pembunuh Gadis Penjual Gorengan...