Editor
KOMPAS.com - Calon Gubernur Jawa Barat (Jabar) nomor urut 1, KH. Acep Adang Ruhiat meyakini akan memenangi Pilkada Jabar 2024 dengan dukungan dari Nahdliyin, sebutan bagi warga Nahdlatul Ulama (NU).
Pasalnya, Acep menjelaskan, 68 persen dari sekitar 50 juta orang warga Jabar merupakan Nahdliyin.
"Hampir dua bulan terakhir ini datang ke pondok pesantren yang ada di Jabar, lebih dari 200 pondok pesantren sudah dikunjungi maupun diwakili," kata Acep, di Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, Jabar, Minggu (13/10), dikutip dari TribunJabar.id.
"Kami ingin membuat sejarah, target 10 juta suara, tapi tidak muluk-muluk, paling tidak 40 persen suara harus dapat," imbuhnya.
Acep mengatakan, peran pondok pesantren (Ponpes) dan para kiai sangat penting pada masa kampanye Pilkada.
Baca juga: Camat Ngumpet di Kolong Meja Usai Ketahuan Bawa APK Paslon, Kasusnya Naik Penyidikan
Pasalnya, terangnya, pesantren bisa menjadi tempat strategis untuk mengedukasi dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pemilihan.
Selain itu, lanjut Acep, dukungan dari petinggi di tiap Ponpes juga bisa mempengaruhi pilihan politik para santri dan warga di sekitarnya.
Calon Wakil Gubernur Jabar yang mendampingi Acep, Gitalis Dwi Natarina atau yang akrab disapa Gita KDI mengungkapkan bahwa segmen kampanyenya berbeda dengan Acep Adang.
Bila Acep fokus memperkuat silaturahmi dengan pesantren, Gita menyampaikan, dia bertugas untuk berinteraksi dengan anak muda dan ibu-ibu.
"Insyaallah nanti akan ada konser juga di 8-9 titik," ujar Gita.
Baca juga: Angka Kemiskinan di Ciayumajakuning Masih Tinggi, Dedi Mulyadi Bakal Benahi Sektor Pertanian
Sebagai satu-satunya perempuan pada Pilkada Jabar 2024, Gita menyatakan bahwa hal ini adalah peluang sekaligus tantangan untuk para perempuan di Jawa Barat.
Karena itu, dia berjanji akan fokus menangani berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi oleh perempuan, khususnya di Jawa Barat.
“Selama ini banyak kekerasan rumah tangga, banyak perempuan yang tidak berdaya. Saya membayangkan kalau para perempuan Jabar mandiri, itu hebat," ucap Gita.
"Saat ini banyak timbul kekerasan, itu dari kemiskinan, istri yang dianggap tidak mandiri, dan kita harus mencari solusi," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang