Anak 9 Tahun Tewas Ditabrak Kereta di Gedebage Bandung
BANDUNG, KOMPAS.com – Seorang anak berinisial AAK (9) tewas setelah terserempet kereta api di Petak Jalan Stasiun Kiaracondong-Gedebage, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024), sekitar pukul 13.35 WIB.
Korban, yang merupakan warga Gedebage Tengah, Kelurahan Cisaranten Kidul, meninggal dunia setelah dilarikan ke RS Ujungberung akibat mengalami luka serius.
"Korban dinyatakan meninggal di RS Ujungberung," ujar Manager Humas Daop 2 Bandung, Ayep Hanafi, saat dihubungi, Rabu.
Baca juga: Motor Tersangkut Rel, Pria di Pasuruan Tewas Ditabrak Kereta
Menurut Ayep, berdasarkan keterangan saksi mata, korban sempat hendak menyeberangi perlintasan rel saat Kereta Api Commuter Line relasi Garut-Purwakarta melintas.
Namun, ketika KA Serayu melaju di Stasiun Gedebage, korban memaksakan diri menyeberang di perlintasan sebidang yang masih tertutup.
"Korban terserempet KA Serayu yang sedang melaju di Stasiun Gedebage," jelas Ayep.
Meski korban masih bernafas saat dievakuasi oleh keluarganya dan warga sekitar, nyawanya tidak tertolong meski sudah mendapatkan penanganan medis.
"Korban langsung dibawa ke RS Ujungberung, tetapi tidak dapat diselamatkan," tambahnya.
Baca juga: Diduga Mabuk Lem, Pemuda di Lubuklinggau Kritis Ditabrak Kereta Api
Akibat insiden ini, perjalanan Kereta Api Serayu sempat terganggu selama beberapa menit, tetapi kemudian dilanjutkan setelah petugas melakukan pemeriksaan.
"Perjalanan terganggu selama lima menit, tetapi sudah kembali berjalan normal," kata Ayep.
Ayep mengingatkan masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan dengan menghindari aktivitas di jalur rel.
PT KAI Daop 2 terus bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk memperketat pengawasan di area rawan pelanggaran.
"Kami terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran keselamatan di sekitar jalur kereta api. Keselamatan publik adalah tanggung jawab bersama. Kami berharap aturan dan imbauan ini dipatuhi untuk mencegah kecelakaan di masa depan," tutup Ayep.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang
