Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyambangi Desa Viral di Sukabumi, Warga bahkan Ketua RT Joget Sadbor demi Saweran

Kompas.com, 25 Oktober 2024, 14:09 WIB
Riki Achmad Saepulloh,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SUKABUMI,KOMPAS.com - Kamis (24/10/2024) sore yang cerah di Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat, sebuah jalan setapak ramai dipenuhi warga yang berjoget dengan penuh semangat.

Lagu yang mengalun dari sebuah musik boks mengiringi langkah dan gerakan mereka, menciptakan suasana penuh keceriaan.

Baca juga: Ini Sosok yang Populerkan Joget Sadbor di Tiktok, Raup Rp 700.000 Per Hari dari Saweran

Tak hanya sekadar berjoget, aksi warga ini merupakan cara mereka meraup rezeki dari dunia maya.

Di bawah naungan pepohonan dan senyum sesama tetangga, beberapa ponsel berjejer di atas tripod, merekam gerakan demi gerakan dengan konsentrasi.

Para penari, mulai dari anak muda hingga orang tua, menyelaraskan gerakan mereka dengan irama yang berputar tanpa henti.

Tidak ada panggung besar atau pencahayaan mewah, cukup jalan setapak dan semangat warga Bojongkembar untuk menghibur penonton.

Pemandangan ini biasa ditemui di Desa Bojongkembar.

Setiap gerakan adalah uang. Mereka mendapatkan saweran dari video yang disiarkan langsung di Tiktok dan ditonton ribuan netizen dari seluruh Indonesia bahkan luar negeri.

Penonton memberikan gift atau saweran kepada warga yang berjoget dengan nilai mencapai ratusan ribu rupiah setiap harinya.

Semakin semangat berjoget "ayam patuk", semakin banyak saweran yang didapatkan.

Joget sadbor ini dipopulerkan oleh Gunawan dengan nama akun Tiktok dan Youtube @Sadbor86, yang juga warga Bojongkembar. 

Untuk mengetahui sosok Gunawan, Anda bisa membaca artikel ini:Ini Sosok yang Populerkan Joget Sadbor di Tiktok, Raup Rp 700.000 Per Hari dari Saweran

Gunawan kemudian mengajak warga Desa Bojongkembar untuk mendapatkan uang dari saweran. 

Kokon salah satu pria yang juga ketua Rt mengikuti joget ayam patuk ala Sadbor di aplikasi Tiktok, Kamis (24/10/2024).KOMPAS.com RIKI ACHMAD SAEPULLOH Kokon salah satu pria yang juga ketua Rt mengikuti joget ayam patuk ala Sadbor di aplikasi Tiktok, Kamis (24/10/2024).

Salah satu warga Desa Bojongkembar, Kokon (54), mengatakan, dia tertarik dengan bergabung menjadi "karyawan" Gunawan karena pendapatan yang lebih besar dibanding saat dia menjadi kuli bangunan.

Kokon yang juga ketua RT di Desa Bojongkembar mengatakan, dia bisa berjoget hingga tujuh jam dalam sehari sambil live Tiktok. Sudah setahun lebih aktivitas itu Kokon jalani.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau