Editor
BANDUNG, KOMPAS.com - Seratusan mahasiswa pencinta alam di Bandung duduk menghadap ke sebuah layar. Mereka mendengarkan dengan serius kondisi lingkungan di Indonesia dan apa yang bisa dilakukan.
Siska Nirmala, memulai percakapan. Ia mengatakan, sebuah langkah kecil yang konsisten bisa menyumbang perbaikan pada lingkungan di Indonesia. Seperti yang dilakukannya sejak 2012 melalui gerakan zero waste adventure.
"Saya suka naik gunung, tahun 2010 saya ke Rinjani dan melihat banyak sekali sampah," ujar Siska dalam Bumi Berseru Fest di Bandung, akhir pekan lalu.
Baca juga: Momen Sumpah Pemuda, Pemkot Bandung Berlakukan Sampah Tidak Dipilah Tidak Diangkut
Saat di Rinjani itu ia bertekad untuk mengubah pandangannya tentang mendaki. Tidak hanya sekadar hobi, tapi tidak menghasilkan sampah saat ke gunung. Ia menamakan gerakan itu zero waste adventure.
"Saya percaya movement sekecil apapun jika konsisten akan bisa berlayar jauh. Dulu saya ga tahu ujungnya akan kemana ini. Saya jalankan saja tanpa beban atau ekspektasi," ungkap dia.
Baca juga: Di Pangkalpinang, Sampah Organik Kini Diolah Jadi Listrik
Siska menjalankan gaya hidup sederhana. Tantangannya, kesederhanaan adalah proses yang rumit, karena butuh kebijaksanaan, ada proses di dalamnya.
Ia memulainya dengan membawa kotak minum dan kantong kemanapun, terus bertambah di tahun-tahun setelahnya.
Rupanya, gerakan yang dilakukan Siswa menginspirasi. Ia kini mensosialisasikan zero waste adventure ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan dibuatkan camp-nya dua kali.
Sebuah kejutan datang saat Siska dikontak pengelola Gunung Rinjani untuk berbagi pada petugas di sana agar bisa mengurangi produksi sampah.
"Setelah 24 tahun saya kembali lagi ke Rinjani dengan misi berbeda. Selama ini saya memang nunggu Rinjani membuka dirinya sendiri untuk memperbaiki diri," tutur dia.
Cerita menarik juga dibagikan Pepep. Sama dengan Siswa ia memulai gerakan bernama Sadar Kawasan tahun 2012.
Lewat gerakannya ia mengajak semua pihak untuk menjadi bagian dari konservasi dengan cara tidak merusak alam. Salah satu yang dikritisinya adalah saat status 4.200 Cagar Alam Kamojang diubah jadi Taman Wisata Alam untuk kepentingan tertentu.
"Kerusakan datang. Apalagi saat Film 5 cm booming, kemudian ada yang posting danau di Kamojang sebagai Ranu Kumbolonya Jabar, komunitas trail mulai masuk," tutur dia.
Tak terelakkan, kehancuran mulai terlihat. Satu per satu jalur trek dibuka, hingga kini ada 15 rute. Kondisi ini membuat tanah masuk ke dalam danau indah tadi yang awalnya berkedalaman 30 meter, kini hanya beberapa meter karena sedimentasi.
Protes perubahan status Kamojang pun pernah dilakukan Pepep dan teman-temannya. Ia longmarch dari Bandung ke Jakarta. Namun perubahan tetap terjadi dengan alasan banyak pendaki gunung ke sana.