BANDUNG, KOMPAS.com- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung, Jawa Barat, akan menggelar debat perdana calon wali kota dan wakil wali kota Bandung pada 30 Oktober 2024.
Adapun debat perdana bertema Tantangan Masa Depan Kota Bandung: Mengintegrasikan Inovasi Tata Kelola Pemerintahan, Keberlanjutan Lingkungan, dan Tata Ruang yang Efisien.
Sementara, isu yang diangkat terkait tata kelola pemerintahan dan inovasi kebijakan, keberlanjutan dan kelestarian lingkungan, infrastruktur, dan tata ruang.
Baca juga: Pilkada Kota Bandung, Haru-Dhani Siapkan Program Kewirausahaan untuk Milenial
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Padjadjaran, Yogi Suprayogi, mengatakan, ada beberapa isu kebijakan publik yang penting untuk disuarakan oleh para calon kepala daerah Kota Bandung.
Baca juga: Pilkada Kota Bandung, Farhan Ingin Bangkitkan Ekosistem Industri Kreatif
Pertama, terkait kolaborasi antardaerah aglomerasi. Menurut Yogi, permasalahan di Kota Bandung seperti kemacetan, banjir, sampah, tidak bisa selesai hanya dengan inovasi di dalam kota saja.
Baca juga: Visi Misi 4 Paslon Pilkada Kota Bandung 2024
"Calon kepala daerah harus bisa berkolaborasi dengan kepala daerah lain. Urusan tata ruang tidak bisa selesai di Kota Bandung saja," ujar Yogi saat dihubungi, Selasa (29/10/2024).
Isu lainnya yang perlu diangkat adalah keberlanjutan Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK) yang sempat dicanangkan oleh pasangan Ridwan Kamil-Oded M Danial ketika memimpin Kota Bandung.
Menurut Yogi, program PIPPK yang saat ini terhenti pernah menjadi barometer kesuksesan Pemerintah Kota Bandung dalam pembangunan di kewilayahan. Namun, program itu kurang mendapatkan perhatian pada mata anggaran daerah.
"PIPPK untuk RT/RW pada zaman Pak Emil (Ridwan Kamil) sampai ditiru seluruh daerah. Kalau di debat nanti, ini harus diangkat karena isu ini populer, " ujarnya.
Terakhir, isu reformasi birokrasi dan integritas juga harus disuarakan. Sebab, tiga pimpinan daerah Kota Bandung serta sejumlah pejabat kedinasan di Pemkot Bandung tercatat sudah banyak yang masuk bui akibat kasus korupsi.
"Hal lain yang urgen adalah terkait integritas dan reformasi birokrasi. Salah satu calon juga pernah melakukan kesalahan. Apakah akan melakukan kesalahan? Kalau saya sih pesimistis (akan melakukan lagi) dan justru bisa jadi nilai tambah karena pernah melakukan dan yang lain belum pernah," kata dia.
Warga Kota Bandung, Ahmad Anggara (32), berharap calon wali kota dan wakil wali kota Bandung yang terpilih nantinya di Pilkada Kota Bandung, bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan memperbanyak lapangan pekerjaan.
"Saya berharap wali kota dan wakil wali kota baru nanti bisa menciptakan lapangan kerja baru, juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan lebih mendukung usaha kecil (UMKM), " ungkapnya.
Warga Kota Bandung lainnya, Dani Ramdhani (44), tidak berharap muluk-muluk kepada para calon pemimpin Kota Bandung.
Dia berharap Kota Bandung menjadi kota yang aman, nyaman, dan tenteram.
"Yang harus dibenahi itu soal fasilitas umum, banyak yang gak layak kondisinya. Kemudian masalah sampah sama kemacetan, sudah sangat mengganggu aktivitas soalnya, " tandasnya.
Warga Antapani, Yustina Meranjasari (35), berharap kepada calon pemimpin Kota Bandung bisa membawa isu tentang pemberdayaan serta perlindungan terhadap kaum perempuan di Kota Bandung.
"Harapannya, pemimpin Kota Bandung nanti, bisa memberikan peran kepada perempuan di Kota Bandung dalam sektor apa pun. Karena ternyata, banyak perempuan di Kota Bandung ini punya ilmu, punya kemauan dan kapasitas dalam berbagai hal. Tapi jangan dilupakan juga kaum perempuan juga perlu perlindungan dari potensi potensi kekerasan," ungkapnya.
Adapun Pilkada Kota Bandung diikuti empat pasangan calon.
Para kandidat, yaitu paslon nomor urut 1 Dandan Riza Wardhana-Arif Wijaya, paslon nomor urut 2 Haru Suandharu - Ridwan Dhani Wirianata, paslon nomor urut 3 Muhammad Farhan - Erwin, dan paslon nomor urut 4 Arfi Rafnialdi - Yena Iskandar Ma'soem.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang